Danuntuk kali ini dongeng rakyat atau cerita rakyat adalah cerita rakyat wajo yang sudah turun temurun di masyarakat Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Cerita rakyat Bugis Wajo ini berkisah tentang seorang anak muda bernama La Kuttu pemuda yang gagah dan tampan, Dan untuk lebih jelasnya cerita rakyat sulawesi selatan singkat tentang kisah La Kuttu dalam leganda cerita rakyat Wajo disimak saja kisahnya berikut ini. Beberapa waktu yang lalu legenda cerita rakyat bugis sangiangseri dan meong palo Karellae telah di publikasikan dalam bentuk cerita rakyat dikesempatan ini Ringkasan cerita dongeng dari Sulawesi Selatan mengenai Meongmpalo Karellae yang dikisahkan dalam bentuk cerita rakyat pendekNah untuk lebih jelasnya cerita rakyat singkat dari sulawesi selatan disimak saja berikut ini yang berisi penjelasan, ringkasan cerita serta nilai moral atau pesan moral kehidupan dalam cerita rakyat yang berasal dari sulawesi selatan dibawah tentang Kisah Meong Palo Karellae Cerita Rakyat dari Sulawesi SelatanMeongmpalo adalah sebutan untuk kucing belang tiga atau berwarna tiga, dan Meongmpalo Karellae adalah kucing belang tiga berjenis kelamin jantan pada masyarakat belang tiga umumnya berjenis kelamin betina, jantan sangat jarang atau bahkan langka. Jikapun ada biasanya memiliki cacat dan tidak bertahan lama karena adanya kelainan pada kucing belang tiga berjenis kelamin jantan, akhirnya dikaitkan dengan mitos di berbagai masyarakat bugis, Meongmpalo Karellae adalah pengawal setia Sangiang Serri Dewi Padi, yang kisahnya terdapat dalam kitab Sureq pembacaan kisah Meongmpalo Karellae dilakukan pada upacara Maddoja Bine, yaitu upacara penyemaian bibit padi. Dipercaya bahwa, jika si pencerita kisah ini merasakan kegembiraan saat membacanya, maka menjadi pertanda bakal baiknya hasil panen, pun cerita Meongmpalo Karellae sudah jarang dijumpai saat ini. Kalaupun ada biasanya hanya seremonial saja, dan tidak lagi menjadi bagian budaya yang hidup di cerita Meongmpalo Karallae sebagai berikutKetika Meongmpalo Karellae tinggal di daerah Tempe dan bermukim di Wage sekarang Kabupaten Wajo kehidupannya senantiasa bahagia, senang, tenteram, tanpa pernah mengalami penderitaan hidup dan siksaan rumah yang ditempatinya sangat penyabar, berbudi luhur, dan bijaksana. Akan tetapi penguasa langit menimpakannya nasib buruk sehingga Meongmpalo dibawa ke Soppeng, kemudian ke Bulu, dan akhirnya menetap di Lamuru. Di tempat itu dia mulai merasakan penderitaan dan waktu, tuannya yaitu pemilik rumah yang ditempatinya, pulang dari pasar membawa ikan ceppek-ceppek dan diambilnya seekor yang cukup marah dan memukulnya dengan gagang parang. Meompalo karellae menjerit merasakan kepalanya serasa mau pecah dan penglihatannya sakitnya dia berlari terbirit-birit menuju ke arah Enrekang, dan sampailah di Maiwa. Di tempat itu ia pun mendapatkan perlakuan yang sama seperti di sebuah rumah, dia makan kerak nasi dan tulang ikan, sang tuan pemilik rumah melemparinya dengan sakkaleng sepotong papan yang biasa dijadikan alas untuk membersihkan ikan.Meongmpalo lari menghindar hingga naik ke atas rangkiang lumbung padi tempat bersemayamnya Sangiang Serri Dewi Padi.Mendengar keributan, Sangiang Serri terbangun dan menjadi sangat murka atas perbuatan penghuni rumah kepada Meongmpalo dan memutuskan untuk meninggalkan tempat Serri dan Meongmpalo meninggalkan tempat tersebut dan mencari tempat yang baik, namun tidak menemukan satu pun tempat yang menurutnya nyaman untuk Sangiang Serri memutuskan untuk kembali ke langit dengan diantarkan oleh halilintar dan disertai kilat. Sesampainya di benua langit, mengadulah Sangiang Serri kepada ayahandanya perihal perilaku masyarakat di pengakuan putrinya, Batara Guru menasihatinya dan memintanya untuk kembali ke dunia. Dengan berat hati, Sangiang Serri kembali ke dunia di tengah malam buta, diantarkan halilintar dan guntur, dan sampailah dia di tanah daerah Barru, Pabbicara juru bicara bersama orang Barru berkumpul bersama menyambutnya secara adat dan melakukan peghormatan yang seharusnya kepada Sangiang dan pelayanan yang baik yang dilakukan oleh Pabbicara juru bicara dan rakyat Barru, diterima dengan senang hati oleh Sangiang karena itu, Sangiang Serri menyatakan niatnya untuk tinggal di daerah Barru dengan syarat bahwa Pabbicara dan masyarakat Barru mau menerima dan mengamalkan amanah dari Batara Guru, yaituJanganlah bertengkar pada saat menjelang malam atau pagi, begitu pula pada saat tujuh malam, utamanya malam pelita pada saat menjelang malam, dan nyalakan api di dapur pada waktu periuk dan tempat air minum senantiasa terisi pada waktu pula tempat beras senantiasa berisi, dan jangan sampai mengambil nasi jangan sampai terhambur, jangan pula berbicara pada waktu melakukan perbuatan curang dan mengambil barang-barang yang bukan makan secara diam-diam di dapur, jangan pula makan makanan yang tidak akan menabur benihDuduklah tafakkur menghadap pelita seraya menantikan petunjuk dari lubuk pembicaraanmu, tingkah lakumu, keinginan, dan pula matamu dari sesuatu yang jelek atau padi sudah tua atau masakPanenlah seikat demi seikat agar tidak terhambur, dan simpanlah di lumbung, dan usahakan jangan ditempatkan bersama buah-buahan yang dapat busuk karena bisa merusak masyarakat Barru bersedia mengamalkan amanah tersebut, dan atas janji mereka maka Sangiang Serri bersama rombongan tinggal menetap di ringkasan Meongmplao Karallae di atas diperoleh dari salah satu kumpulan tulisan hasil penelitian Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar yaitu, Bosara Nomor 19 Tahun VIII/2001, Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Arsip Warisan Budaya TakBenda BPNB Sulsel
Memahamiberbagai bahasa daerah tentu menjadi hal yang menarik dalam rangka mempelajari tradisi dan budaya masyarakat di Indonesia. Salah satunya misalnya mempelajari Bahasa Bugis.Belakangan ini, banyak yang mencari tahu tentang Bahasa Bugis dari kata tanya.. Misalnya, kata tanya siapa, kapan, apa, dan bagaimana.Apa Bahasa Bugis dari kata-kata tanya tersebut?
Cerita Dongeng Singkat Dalam Bahasa Bugis Terbaru - Here's Cerita Dongeng Singkat Dalam Bahasa Bugis Terbaru collected from all over the world, in one place. The data about Cerita Dongeng Singkat Dalam Bahasa Bugis Terbaru turns out to be....cerita dongeng singkat dalam bahasa bugis terbaru, riset, cerita, dongeng, singkat, dalam, bahasa, bugis, terbaru LIST OF CONTENT Opening Something Relevant Conclusion Recommended Posts of Cerita Dongeng Singkat Dalam Bahasa Bugis Terbaru ➡️ These are the results of people's searches on the internet, maybe it matches what you need Conclusion From Cerita Dongeng Singkat Dalam Bahasa Bugis Terbaru Cerita Dongeng Singkat Dalam Bahasa Bugis Terbaru - A collection of text Cerita Dongeng Singkat Dalam Bahasa Bugis Terbaru from the internet giant network on planet earth, can be seen here. We hope you find what you are looking for. Hopefully can help. Thanks. See the Next Post
PIKIRANRAKYAT - Setelah sukses dengan film Pengabdi Setan pada tahun 2017 lalu, sutradara Joko Anwar akan merilis film Pengabdi Setan 2: Communion pada 4 Agustus 2022 mendatang. Film Pengabdi Setan 2: Communion berbeda dengan film yang sebelumnya yang menggunakan lokasi rumah tua di daerah Jawa Barat. Kali ini, Joko Anwar memilih untuk menggunakan rumah susun yang berada di daerah timur
Folklore atau cerita rakyat adalah kisah legenda yang diceritakan secara turun temurun di masyarakat dan biasanya mengandung pesan moral yang bisa dipetik. Karena diceritakan dari mulut ke mulut maka di kategorikan dalam budaya lisan. Pengertian cerita rakyat sering tercampur dengan dongeng, walaupun sebenarnya ada perbedaan yang cukup mendasar. Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia ini kami posting untuk anak anak Indonesia, karena menurut pakar pendidikan, cerita dapat membantu membentuk kepribadian anak. Salah satu cara menasihati anak dan mengajarkan baik dan buruk dapat dilakukan melalui cerita atau dongeng. Hal ini cukup efektif karena anak akan mampu menyerap dengan mudah gambaran tentang baik atau buruk sesuatu melalui isi sebuah cerita. Kumpulan Cerita Rakyat Pendek Nusantara Paling Populer Pada kesempatan kali ini kami memposting Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara paling populer atau Folklore untuk seluruh anak Indonesia. 1. Cerita Rakyat Lutung Kasarung Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang putri bernama Purbasari. Dia merupakan anak bungsu dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja kerajaan pasir batang. Purbasari memiliki enam orang kakak perempuan yaitu Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik dan Purbaleuih. Purbasari sangat baik sifat dan kelakuannya. Dia lembut, manis budi, ddan suka menolong. Siapapun juga yang membutuhkan pertolongan dengan senang hati dibantunya. Selain hatinya yang elok, Purbasari juga memiliki paras yang cantik dan rupawan, setiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati pada pandangan pertama. Sayangnya kecantikan dan kebaikan hati purbasari tidak menurun dari kakak sulungnya Purbararang yang berperangai sangat buruk. Walaupun cantik Purbararang sangat kasar, sombong, kejam dan iri hati terhadap siapapun juga. Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Ringkasan Cerita Rakyat Lutung Kasarung 2. Dongeng Dari Sumatera Barat Cerita Rakyat Malin Kundang “Hu huuuu huuu.” tangis Malin Kundang sambil memegangi lengannya yang berdarah. Rupanya lagi-lagi ia dipatok oleh ayam jago milik Datuk Firman. Bunda membersihkan lukanya dengan sabar. Kali ini, luka Malin cukup parah. Bunda Malin Kundang yang bernama Mande Rubayah membalutnya dengan perban. “Malin, jangan nakal. Jangan kau kejar-kejar lagi ayam jago itu. Ingat, kau sudah tidak punya ayah, kaulah satu-satunya harapan Bunda,” nasihat ibunya. Malin hanya mengangguk dan menyeringai. Sejak ayah Malin meninggal, ibunya bekerja keras untuk menghidupi Malin. Ia membantu para nelayan membongkar ikan hasil tangkapan di pantai. Kadang, Malin ikut dengannya. Di sana, Malin bertemu dengan Saudagar Ali, salah satu orang kaya di kampung itu. Saudagar Ali telah menganggap Malin seperti anaknya sendiri. Beliau mengajari Malin cara berdagang dan mengemudikan kapal. Bagi Saudagar Ali, Malin cerdas dan dewasa, tidak seperti anak kecil pada umumnya. Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Rangkuman Cerita Rakyat Pendek Malin Kundang 3. Legenda Nyi Roro Kidul Penguasa Laut Selatan Pada zaman dahulu, tepat di daerah Jawa Barat. Terdapat sebuah Kerajaan bernama Pakuan Pajajaran. Kerajaan tersebut di pimpin oleh seorang Raja yang sangat bijaksana dan arif. Rakyat dibawah kekuasaanya sangat bahagia dan menghormati sang raja karena kepemimpinannya membuat hidup para rakyat sejahtera. Raja tersebut bernama Raja Prabu Siliwangi. Sang Prabu mempunyai cukup banyak anak, salah satunya bernama Putri Kandita. Ia adalah seorang gadis yang sangat cantik jelita, baik hati dan memiliki sifat yang sama seperti Ayahnya. Sang Prabu Siliwangi sangat menyayangi Putri Kandita, dan Seiring bertambahkan usia, putri Kandita semakin memiliki paras yang cantik dan area ia merupakan anak tunggal maka ialah sang calon pewaris tahta raja Prabu Siliwangi kelak. Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Legenda Nyi Roro Kidul Penguasa Laut Selatan 4. Cerita Rakyat Si Pitung Jagoan Dari Betawi Hati si Pitung geram sekali. Sore ini ia kembali melihat kesewenang-wenangan para centeng Babah Liem. Babah Liem atau Liem Tjeng adalah tuan tanah di daerah tempat tinggal si Pitung. Babah Liem menjadi tuan tanah dengan memberikan sejumlah uang pada pemerintah Belanda, Selain itu, ia juga bersedia membayar pajak yang tinggi pada pemerintah Belanda. Itulah sebabnya, Babah Liem mempekerjakan centeng-centengnya untuk merampas harta rakyat dan menarik pajak yang jumlahnya mencekik Ieher. Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Kisah Si Pitung Jagoan Dari Betawi 5. Dongeng Timun Mas Perjanjian Dengan Raksasa Mbok Sarni tinggal sebatang kara di hutan yang sepi. Ia sangat menginginkan kehadiran seorang anak. Tiap hari ia tiada henti selalu berdoa, “Tuhan, karuniai seorang anak padaku. Sesungguhnya hidupku sangat sepi. Jika engkau mengaruniai aku seorang anak tentunya aku akan semakin bersyukur dan taat kepadamu.” Suatu hari, raksasa yang kebetulan lewat mendengar doa Mbok Sarni. Dengan suaranya yang menggelegar, raksasa itu bertanya, “Hei wanita tua! Apakah kau sungguh-sungguh menginginkan seorang anak?” Mbok Sarni terkejut. Dengan gemetar, ia menjawab, “Benar sekali. Aku mendambakan seorang anak yang bisa menemaniku. Namun sepertinya hal itu tak mungkin, usiaku sudah tua, dan suamiku telah meninggal.” “Ha… ha… ha… aku bisa mengabulkan keinginanmu dengan mudah, tapi tentu ada syaratnya. Apakah kau bersedia?” tanga si raksasa. “Baiklah, aku bersedia,” sahut Mbok Sarni menjawab walau hatinya takut melihat sosok raksasa yang besar dan seram. Ikuti kisah cerita rakyat Jawa Tengah ini pada link berikut ini Dongeng timun mas Perjanjian Dengan Raksasa 6. Dongeng Cerita Rakyat Singkat Jaka Tarub Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa tinggallah seorang Janda bernama Mbok Randa. Ia tinggal seorang diri karena suaminya sudah lama meninggal dunia. Suatu hari, ia mengangkat seorang anak Laki-laki menjadi anaknya. Anak angkatnya diberi nama Jaka Tarub. Jaka Tarub pun tumbuh beranjak dewasa. Jaka Tarub menjadi pemuda yang sangat tampan, gagah, dan baik hati. Ia juga memiliki kesaktian. Setiap hari, ia selalu membantu ibunya di sawah. Karena memiliki wajah yang sangat tampan banyak gadis-gadis cantik yang ingin menjadi istrinya. Namun, ia belum ingin menikah. Setiap hari ibunya menyuruh Jaka Tarub untuk segera menikah. Namun, lagi-lagi ia menolak permintaan ibunya. Suatu hari Mbok Randa jatuh sakit dan menghembuskan nafas terakhirnya. Jaka Tarub sangat sedih. Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Dongeng Cerita Rakyat Singkat Jaka Tarub 7. Dongeng Cindelaras, Cerita Rakyat dari Jawa timur Pada Zaman Dahulu, Di Sebuah Kerajaan Jenggala. Hiduplah Seorang Raja Yang Bernama Raden Putra. Ia Mempunyai Seorang Permaisuri Yang Sangat Baik Hati, Dan Seorang Selir Yang Cantik. Namun, Kecantikan Selir Tidak Sama Seperti Hatinya. Selir Mempunyai Sifat Yang Sangat Iri Pada Permaiuri . Kedua Istri Raja Tinggal Di Istana Yang Sangat Megah. Selir Mulai Merencanakan Kejahatan Untuk Menggantikan Posisi Permaisuri. Ia Bekerja Sama Dengan Seorang Tabib Istana, Untuk Melaksanakan Rencananya. Suatu Hari, Selir Raja Pura-Pura Sakit. Raja Segera Memanggil Tabib. Setelah Memeriksa Keadaan Selir, Raja Pun Menanyakan Apa Yang Terjadi. ’ Paduka, Ada Seseorang Yang Sudah Menaruh Racun Pada Minuman Selir.’’ Jawab Tabib. ’ Siapa Yang Berani Melakukan Ini Kepada Selirku?’’ Tanya Sanga Raja. Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Dongeng Cindelaras dari Jawa timur 8. Ringkasan Cerita Rakyat Pendek Ande Ande Lumut Pada zaman dahulu, ada sebuah Kerajaan besar yang bernama Kerajaan Kahuripan. Namun, untuk mencegah perang persaudaraan Kerajaan Kahuripan di bagi menjadi dua Kerajaan, yaitu Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala. Suatu hari sebelum Raja Erlangga meninggal, ia berpesan untuk menyatukan kembali kedua Kerajaan tersebut. Akhirnya, kedua Kerajaan tersebut bersepakat untuk menyatukan kedua Kerajaan, dengan cara menikahkan Pangeran dari Kerajaan Jenggala, yaitu Raden Panji Asmarabangun. Dengan Putri cantik Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri. Namun, keputusan untuk menikahkan Pangeran Raden Panji Asmarabangun dengan Putri Sekartaji, di tentang oleh Ibu Tiri Putri Sekartaji. Karena Istri kedua dari kerajaan Kediri menginginkan Putri kandungnya sendiri yang menjadi Ratu Jenggala. Akhirnya, ia merencanakan untuk menculik dan menyembunyikan Putri Sekartaji dan ibu kandungnya. Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Ringkasan Cerita Rakyat Pendek Ande Ande Lumut 9. Cerita Rakyat Panjang Dongeng Keong Mas dari Jawa Timur Pada zaman dahulu kala. Hiduplah seorang Raja yang bernama Kertamarta. Ia memimpin sebuah kerajaan yang sangat indah dan megah, kerajaan tersebut adalah kerajaan Daha. Raja Kertamarta mempunyai dua orang Putri yang cantik, Dewi Galuh dan Candra Kirana. Kehidupan mereka sangat bahagia dan berkecukupan. Pada suatu hari, datanglah seorang Pangeran tampan dari kerajaan Kahuripan. Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Kedatangan Pangeran ke kerajaan Daha adalah untuk melamar salah satu Putri Raja, yaitu Candra Kirana. Kedatangan dan maksud Pangeran sangat di sambut baik oleh Raja Kertamarta. Putri Candra Kirana pun menerima lamaran Pangeran Raden Inu Kertapati. Karena pertunangan itu lah membuat Dewi Galuh merasa sangat iri. Ia menaruh hati pada Raden Inu Kertapati dan merasa dirinyalah yang lebih cocok menjadi tunangannya. Dari perasaan irilah kemudian berkembang menjadi perasaan benci. Dewi Galuh mulai merencanakan untuk menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan. Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Cerita Rakyat Panjang Dongeng Keong Mas dari Jawa Timur 10. Legenda Asal Muasal Gunung Tangkuban Perahu Kisah Sangkuriang Alkisah pada jaman dahulu kala seekor babi tengah melintas di sebuah hutan belantara. Babi hutan itu sedang merasa kehausan di tengah panasnya terik matahari. Pada saat dia mencari-cari mata air, dia melihat ada air yang tertampung di pohon keladi hutan. Segera diminumnya air itu untuk melepas dahaga. Tanpa disadarinya air itu adalah air seni Raja Sungging Perbangkara. Karena kesaktian Raja Sungging Perbangkara, babi hutan itu pun mengandung setelah meminum air seninya. Sembilan bulan kemudian si babi hutan melahirkan seorang bayi perempuan. Raja Sungging Perbangkara mengetahui perihal adanya bayi perempuan yang terlahir karena air seninya itu. Ia pun pergi ke hutan untuk mencarinya. Ditemukannya bayi prempuan itu. Dia pun memberinya nama Dayang Sumbi dan membawanya pulang ke istana kerajaan. Dayang Sunbi tumbuh menjadi perempuan yang sangat cantik wajahnya. Serasa tak terbilang jumlah raja, pangeran dan bangsawan yang berkehendak memperistri anak perempuan Raja Sungging Perbangkara itu. Namun, semua pinangan itu di tolak Dayang Sumbi dengan halus. Sama sekali tidak diduga oleh Dayang Sumbi , mereka yang ditolak pinangannya itu saling berperang sendiri untuk memperebutkan dirinya. Ikuti kisah lengkapnya pada link berikut ini Legenda Asal Muasal Gunung Tangkuban Perahu Kisah Sangkuriang 11. Cerita Rakyat Batu Menangis Dahulu kala, di sebuah bukit yang jauh dari Pedesaan. Hiduplah seorang Janda miskin bersama anak perempuannya. Anaknya dari Janda tersebut sangat cantik jelita, ia selalu membanggakan kecantikan yang ia miliki. Namun, kecantikannya tidak sama dengan sifat yang ia miliki. Ia sangat pemalas dan tidak pernah membantu ibunya. Selain pemalas, ia juga sangat manja. Segala sesuatu yang ia inginkan harus di turuti. Tanpa berpikir keadaan mereka yang miskin, dan ibu yang harus banting tulang meskipun sering sakit-sakitan. Setiap ibunya mengajaknya ke sawah, ia selalu menolak. Suatu hari, ibunya mengajak anaknya berbelanja ke pasar. Jarak pasar dari rumah mereka sangat jauh, untuk sampai ke pasar mereka harus berjalan kaki dan membuat putrinya kelelahan. Namun, anaknya berjalan di depan ibunya dan memakai baju yang sangat bagus. Semua orang yang melihatnya langsung terpesona dan mengaggumi kecantikannya, sedangkan ibunya berjalan di belakang membawa keranjang belanjaan, berpakaian sangat dekil layaknya pembantu. Karena letak rumah mereka yang jauh dari masyarakat, kehidupan mmereka tidak ada satu orang pun yang tahu. Akhirnya, mereka memasuki kedalam desa, semua mata tertuju kepada kecantikan Putri dari janda tersebut. Banyak pemuda yang menghampirinya dan memandang wajahnya. Namun, penduduk desa pun sangat penasaran, siapa perempuan tua di belakangnya tersebut. “Hai, gadis cantik! Siapakah perempuan tua yang berada di belakangmu? Apakah dia ibumu?” Tanya seorang Pemuda. ” Tentu saja bukan, ia hanya seorang pembantu!” Jawabnya dengan sinis. Baca kisah lengkapnya di Legenda Batu Menangis 12. Asal Mula Danau Toba Suatu hari, ada seorang pemuda yang asyik memancing di sungai. Rupanya, keberuntungan sedang berpihak kepadanya. Baru sebentar memancing, ia sudah mendapatkan ikan mas yang besar. Tapi, alangkah kagetnya si pemuda saat ikan itu berbicara. “Tolong, jangan makan aku. Aku bersedia menikah denganmu.” ucap ikan itu. Olala, tiba-tiba ikan itu berubah menjadi wanita yang cantik jelita. Ia seperti seorang putri. Pemuda itu pun merasa senang. Sebelum menikah, putri jelmaan ikan mas itu memberi syarat kepada si pemuda. “Apa syaratnya?” tanya si pemuda. “Jangan sampai ada yang tahu, bahwa aku adalah seekor ikan,” ucap putri jelmaan ikan mas itu. Pemuda itu pun menyetujui syarat dari putri ikan mas. Mereka berdua menikah dan hidup bahagia. Beberapa tahun setelah menikah, putri ikan mas melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Toba. Mereka berdua mendidik putra mereka dengan penuh kasih sayang. Namun sayang, anak itu tumbuh rnenjadi anak yang nakal. Ia selalu membuat ayahnya marah. Suatu siang yang terik, sang ayah sedang bekerja di ladang. Putri ikan mas sudah memasak banyak makanan. Ia pun meminta anaknya untuk mengantar makanan itu ke ladang. “Baiklah, akan mengantar makanan.” jawab sang anak. Di tengah perjalanan, perut sang anak berbunyi keroncongan. Ia pun melirik ke rantang yang dibawanya. “Ah, aku saja yang memakan makanan ini,” ucap sang anak. Olala, sang anak menghabiskan makanan untuk ayahnya tanpa sisa. Kemudian, ia mengantarkan rantang kosong itu ke ladang. Di ladang, terlihat sang ayah kelelahan. Keringat mengucur di dahinya. Perutnya pun terasa kosong, karena seharian belum makan. Begitu sang anak datang, ia menyambut rantang yang dibawa oleh sang anak. Tapi, alangkah marahnya sang ayah ketika melihat rantang itu sudah kosong. “Aku lapar, Ayah. Makanya, aku makan semua makanan itu,” jelas sang anak. Sang ayah menjadi amat murka. Ia pun lupa dengan janjinya. “Dasar, kau anak ikan! Aku bekerja banting tulang untuk menghidupimu, tapi begini balasanmu?!” bentak sang ayah. Mendengar amarah ayahnya, sang anak merasa sedih. Ia pun berlari pulang ke rurnah dan menceritakan semuanya kepada ibunya. Ibunya turut bersedih. Tiba-tiba, awan hitam memenuhi langit. Hujan deras disertai petir pun turun. Sungai di sekitar rumah meluap dan membanjiri rurnah itu, hingga menjadi sebuah danau. Putri ikan mas bersama anaknya lenyap ditelan banjir. Sementara sang ayah hanya bisa menyesali perbuatannya. Akibat kemarahannya, ia kehilangan istri dan anaknya. Kini, danau itu dikenal sebagai Danau Toba diambil dari nama anak dari Putri Ikan Mas. Pesan moral dari legenda asal mula Danau Toba adalah janji adalah hutang. Kita tak boleh melanggar janji itu. Baca kisah lengkapnya di Asal Muasal Danau Toba 13. Bawang Merah dan Bawang Putih Di sebuah desa, hiduplah seorang janda dengan dua putrinya yang cantik, Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal lama, jadi Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah. Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Bawang Putih rajin, baik hati, jujur ​​dan rendah hati. Sementara itu, Bawang Merah malas, glamor, bangga dan iri. Kepribadian Bawang Merah yang buruk diperburuk karena ibunya memanjakannya. Ibunya selalu memberinya semua yang dia inginkan. Sedangkan Bawang Putih yang melakukan semua pekerjaan di rumah. Mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan semua pekerjaan dilakukan sendiri. Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri, karena ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka bisa meminta Bawang Putih. Bawang Putih tidak pernah mengeluh nasib buruk yang harus dia hadapi. Dia selalu melayani ibu tiri dan saudara perempuannya dengan gembira. Suatu hari, Bawang Putih sedang mencuci baju ibu dan saudara perempuannya di sungai. Bawang Putih tidak menyadarinya ketika sepotong kain milik ibunya hanyut oleh sungai. Betapa sedihnya dia, berpikir bahwa jika kain itu tidak dapat ditemukan, dia akan disalahkan, dan bukan tidak mungkin dia akan dihukum dan diusir dari rumah. Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di sepanjang sungai. Setiap kali dia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang pakaian ibunya yang hanyut oleh sungai, tetapi semua orang tidak tahu di mana kain itu. Akhirnya Bawang Putih datang ke suatu tempat di mana sungai mengalir ke sebuah gua. Anehnya, ada seorang wanita yang sangat tua di dalam gua. Bawang Putih bertanya pada wanita tua itu jika dia tahu keberadaan kain milik ibunya. Wanita itu tahu di mana kain itu, tetapi dia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang Putih. Syaratnya adalah dia harus bekerja membantu wanita tua itu. Bawang Putih terbiasa bekerja keras sehingga pekerjaannya menyenangkan wanita tua itu. Saat itu sore hari dan Bawang Putih sedang mengucapkan selamat tinggal kepada wanita tua itu. Wanita itu menyerahkan kain itu padanya. Karena kebaikannya, wanita tua itu menawarkannya hadiah labu . Ada dua di antaranya, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta untuk memilih hadiah yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, maka dia memilih yang lebih kecil. Baca kisah lengkapnya di Dongeng Cerita Bawang Putih Bawang Merah 14. Roro Jonggrang Legenda Asal Mula Candi Prambanan Dahulu kala, di Desa Prambanan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka. Ia memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jongrang. Suatu ketika, Prambanan dikalahkan oleh Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso. Prabu Baka tewas di medan perang. Dia terbunuh oleh Bandung Bondowoso yang sangat sakti. Bandung Bondowoso kemudian menempati Istana Prambanan. Melihat putri dari Prabu Baka yang cantik jelita yaitu Roro Jongrang, timbul keinginannya untuk memperistri Roro Jongrang. Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya. Karena itu, ia mencari akal untuk menolaknya. Lalu, ia mengajukan syarat dibuatkan buah candi dan dua buah sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam semalam. Bandung Bondowoso menyanggupi persyaratan Roro Jonggrang. Ia meminta pertolongan kepada ayahnya dan mengerahkan balatentara roh-roh halus untuk membantunya pada hari yang ditentukan. Pukul empat pagi, hanya tinggal lima buah candi yang belum selesai dan kedua sumur hampir selesai. Mengetahui candi telah hampir selesai, Roro Jonggrang ketakutan. “Apa yang harus kulakukan untuk menghentikannya?” pikirnya cemas membayangkan ia harus Baca selengkapnya di Cerita Rakyat Roro Jonggrang 15. Rawa Pening Pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak yang sakti. Kesaktiannya ini membuat seorang menyihir jahat iri. Penyihir jahat menyihir anak itu, sehingga tubuhnya penuh luka dengan bau yang sangat menyengat. Luka-luka baru akan muncul begitu luka lama mulai kering. Keadaannya kondisi tubuhnya itu, tidak ada seorang pun yang mau berhubungan dengannya. Jangankan bertegur sapa, berdekatan saja orang tidak mau. Mereka takut tertular. Suatu hari, anak ini bermimpi ada seorang perempuan tua yang dapat menyembuhkan penyakitnya. Ia pun berkelana mencari perempuan tua dalam mimpinya tersebut. Di setiap kampung yang ia datangi, ia selalu ditolak oleh penduduk. Mereka merasa jijik dan mengusir anak ini. Akhirnya, sampailah ia di sebuah kampung yang sebagian besar penduduknya adalah orang-orang yang sombong. Tidak banyak orang yang miskin di desa itu. Mereka akan diusir atau dibuat tidak nyaman kalau tinggal di sana. Hal ini mengusik hati anak kecil ini. Pada sebuah pesta yang diselenggarakan di kampung itu, anak kecil ini berhasil masuk. Namun, orang-orang segera mengusirnya dan mencaci-makinya. Ia langsung diseret keluar. Pada saat terseret, ia berpesan kepada orang-orang itu supaya lebih memerhatikan orang tak punya. Mendengar kata-kata anak itu, beberapa orang makin marah, bahkan meludahinya sambil berkata, “Dasar anak setan, anak buruk rupa!” Baca selengkapnya Cerita Rakyat Rawa Pening 16. Asal Muasal Telaga Warna Pada zaman dahulu, terdapat sebuah kerajaan yang tentram dan damai bernama Kerajaan Kutatanggehan. Kerajaan tersebut di pimpin oleh Raja yang adil dan bijaksana bernama Prabu Sunarwalaya, Raja Sunarwalaya di damping oleh Permaisuri yang bernama Purbanamah. Namun, Raja dan Permaisuri belum juga mempunyai seorang anak. Mereka sudah cukup lama menikah. Raja sering sekali termenung sedangkan Permasuri hanya dapar mengeluarkan air mata. Berbagai upaya sudah dilakukan, termasuk menggunakan ramuan-ramuan yang dimakan, baik oleh sang Raja atau pun Permaisuri. Banyak dukun yang sudah diundang dan membacakan mantera-mantera. Namun, itu usaha tersebut hanya sia-sia. Beberapa penasehat kerajaan menyarankan Raja dan Permaisuri untuk memungut anak yatim. Karena, di kerajaan banyak anak yatim piatu, di antaranya adalah anak dari para prajurit dan perwira yang gugur di medan perang. Namun, Raja dan Permaisuri tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh para penasehat. Karena mereka berpikir, anak pungut pasti sangat berbeda dengan anak sendiri. Suatu hari, Raja memutuskan untuk pergi bertapa, ia pergi bertapa kedalam hutan. Setelah Raja berminggu-minggu bertapa. Tiba-tiba, antara sadar dan tidak ia mendengar sebuah suara. “Hai Prabu, apa yang kamu inginkan? Sehingga kau datang kesini untuk bertapa?’’ “Hamba menginginkan seorang anak.” jawab sang Raja. “Bukankah kamu dapat memungut seorang anak?” Tanya suara itu. “Hamba menginginkan anak sendiri dan darah daging sendiri.” Jawab Raja lagi. “Jadi? Kamu hanya menginginkan anak sendiri?” Tanya suara itu. “Ya, bagaimana pun keadaannya. Anak sendiri lebih baik dari anak pungut.” Jawab sang Raja. “Baiklah jika itu yang kau inginkan. Sekarang, pulanglah!” Mendengar suara tersebut, Raja pun kembali pulang ke Istana. Beberapa waktu setelah kejadian tersebut. Permaisuri hamil. Seluruh kerajaan merasa sangat senang dengan kabar tersebut. banyak warga kerajaan yang mengirim hadiah kepada Raja dan Ratu sebagai bentuk rasa senang mereka. Akhirnya, hari yang ditunggu pun tiba. Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Kelahiran sang Putri di sambut dengan pesta tujuh hari tujuh malam. Sang Putri pun diberi nama Putri Gilang Rukmini. Untuk menyambut kelahiran sang Putri, banyak sekali warga kerajaan mengirimkan berbagai macam hadiah yang sangat mahal. Baca selengkapnya di Asal Mula Telaga Warna 17. Dongeng Joko Kendil Pada zaman dahulu kala, di suatu desa terpencil di Jawa Tengah ada seorang janda miskin. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bentuknya menyerupai periuk untuk menanak nasi. Di Jawa Tengah, periuk untuk menanak nasi itu disebut kendil. Karena anak laki-laki itu menyerupai kendil maka Ia dikenal dengan nama Joko Kendil. Meskipun anaknya seperti kendil, namun sang ibu tidak merasa malu maupun menyesali, bahkan sebaliknya Ia sangat menyayanginya dengan tulus. Ketika masih kecil, Joko Kendil seperti anak-anak seusianya. Ia sangat jenaka sehingga disenangi teman-temannya. Pada suatu hari ada pesta perkawinan di dekat desanya. Diam-diam Joko Kendil menyelinap ke dapur. “Aduh, ada kendil bagus sekali. Lebih baik untuk tempat kue dan buah-buahan,” kata seorang ibu sambil memasukkan bermacam-macam kue dan buah ke dalam kendil itu. Ia tidak tahu bahwa kendil itu sebenarnya adalah manusia. Setelah terisi penuh, Joko Kendil perlahan-lahan menggelinding keluar. “Kendil ajaib! Kendil ajaib! Teriak orang-orang yang melihat kejadian itu. Mereka berebutan memiliki kendil ajaib itu. Joko Kendil pun semakin cepat menggelinding pulang ke rumah. Setibanya di rumah, Joko Kendil Iangsung menemui ibunya. “Dari mana kau mendapat kue dan buah-buahan sebanyak ini?” tanya ibunya penuh keheranan. Joko Kendil dengan jujur menceritakan apa yang dialaminya. Semuanya itu bukan hasil curian melainkan pemberian ibu-ibu di dapur suatu pesta perkawinan. Menurut mereka kendil yang indah itu Iebih tepat untuk menyimpan kue dan buah-buahan daripada digunakan untuk menanak nasi. Ikuti kseluruhan kisahnya pada link berikut Joko Kendil 18. Cerita Rakyat Jawa Barat Si Kabayan memenangkan kontes Di desa dimana Si Kabayan tinggal, ada seorang kaya raya yang dikenal sebagai Abah Ontohod. Kenapa orang kaya tersebut dipanggil Ontohod karena setiap kali dia memarahi karyawannya, dia suka menyebut kata Ontohod. Sehingga orang-orang di desa itu memanggil Abah Ontohod. Abah memiliki seorang putri, yang sangat cantik dan menjadi kembang desa disana, meski kulitnya agak kecoklatan, namun itu membuatnya semakin menarik. Karena kulitnya agak coklat kehitaman, gadis itu bernama Nyi Iteung. Nyi Iteung telah tumbuh menjadi gadis remaja dan sedang menjalani pubertas, mungkin sudah waktunya untuk menikah. Tetapi Abah tidak ingin memiliki menantu yang ceroboh, menantunya harus baik, kaya, dan terampil. Namun ada syarat lain yang aneh diinginkan Abah. Dia ingin menantunya memiliki penciuman yang tajam. Mungkin hal ini agar jika dia di ladang, dia bisa mencium bau hantu, harimau, serigala dan hewan liar lainnya, maklum Abah memiliki ladang yang luas. Sehingga dengan penciuman yang tajam dia bisa melindungi ladang dan orang-orang dari hewan liar. Oleh karena itu, pada suatu hari Abah membuat kontest, siapa pun yang memiliki indra penciuman, akan menikah dengan Nyi Iteung. Para pemuda sangat senang mendengar adanya kontes ini, karena mereka suka Nyi Iteung. Para pemuda itu bersiap untuk mengasah hidungnya begitu tajam. Namun para pria muda yang ikut kompetisi tidak ada yang lulus ujian Abah. Si Kabayan adalah salah satu pemuda di desa itu, dia malas, dia hanya tidak melakukan apa-apa saat berjemur di pagi hari dengan sarungnya, sesekali membersihkan telinganya dengan pena bulu, dia mengedipkan matanya. Teman-temannya berguling-guling melakukan latihan untuk mengasah hidungnya, dia tidak jatuh hati untuk itu. Dia berpikir itu tidak ada gunanya dan tidak pernah berhasil. Suatu hari, temannya bertemu Si Kabayan, dia bertanya, “Kabayan, kenapa kamu tidak ikut kontes?” “Aku terlalu malas untuk melakukannya, jika takdir, maka Nyi Item akan menjadi milikku.” Jawab Si Kabayan sambil mengenakan sarung di kepalanya. “tidak seperti itu Kabayan, takdir ada hubungannya dengan upaya, jika tidak ada yang dilakukan maka dia tidak akan datang kepadamu. Apakah kamu menyukai Nyi Iteung?” Temannya menyarankan. Si Kabayan menjawab, “Ya, aku suka Nyi Iteung, meskipun kulitnya cokelat, tapi dia cantik, dan baik. Dan sepertinya dia juga menyukaiku, hehehe …,” jawab Si Kabayan dengan bangga. “Lalu, jika kamu menyukainya, kejar dia!” Temannya memberitahunya. “Ya, aku akan bergabung dengan kontes, tapi boleh aku meminjam uang, tolong, untuk mempertajam indera penciumanku!” Jawab Si Kabayan, bangkit dari tempat duduknya. “Alhamdulillah, jika kamu ingin ikut kontes, aku ingin memberimu uang. Kamu bisa mengembalikannya jika kamu menjadi menantu Abah,” kata temannya sambil tersenyum. “Tentu saja .. kamu akan lihat,” jawab Si Kabayan ketika dia pergi ke suatu tempat. Tapi dia berangkat ke arah pasar. Si Kabayan pergi ke toko buah. Saat di rumah, ia membawa banyak buah semangka, rambutan, mangga, pisang, dan durian. Keesokan harinya Si Kabayan pergi ke rumah Abah dan mendaftar untuk kontes. Saat tiba, giliran Si Kabayan, Abah membawanya ke ladang, untuk menguji indera penciuman tajam sambil memandangnya di ladang. “Ayo pergi ke lapangan Kabayan, ambil cangkulmu!” Kata Abah. Dengan keyakinan, Si Kabayan pergi bersama Abah ke ladang membawa cangkul dan menggunakan topi bambu. Padahal dia tidak pernah memegang cangkul dan bekerja di ladang sebelumnya karena malas. Ketika mereka sampai di lapangan, Si Kabayan mulai bekerja. Orang yang belum pernah bekerja di ladang seperti dia, dengan cepat mengalami kelelahan karena sakit punggung. “Kenapa Kabayan!” Kata Abah karena melihat Kabayan tiba-tiba diam. “Abah, aku mencium sesuatu.” Jawab Si Kabayan sambil menghirup dalam-dalam saat mencium sesuatu. Abah terkejut, “Bau apa Kabayan?” “Kalau tidak salah, ini bau Rambutan Bah.” Kata Si Kabayan sambil mengintip ke kiri dan ke kanan. “Ayo Kabayan, mari kita cari!” Kata Abah dengan gembira. Si Kabayan berjalan menuju pohon pisang, sementara hidungnya mencium bau yang dalam. “Bah, ada Rambutan, ada banyak!” Si Kabayan berteriak, mengangkat Rambutan dengan tangannya. “Kabayan yang bagus, ayo makan!” Jawab Abah, mendekati Si Kabayan. Abah dan Si Kabayan duduk makan Rambutan. “Ayo lanjutkan kerja Kabayan,” kata Abah setelah mereka selesai makan Rambutan. “Ayo Bah,” jawab Si Kabayan sambil menyembunyikan akal sehatnya. Kemudian mereka terus bekerja di ladang, karena Si Kabayan jarang bekerja di ladang, pekerjaan baru sebentar, dia sudah merasa sakit pinggang. “Bah, ada bau lagi,” kata Si Kabayan. “Bau apa Kabayan?” Penasaran Abah. “Seperti bau Durian, Bah,” jawab Si Kabayan. “Yah, kebetulan Kabayan, itu buah kesukaanku, ayo kita lihat!” Kata Abah, bangkit. Sama seperti sebelumnya, Si Kabayan berjalan sambil mencium, mencari Durian “Abah, ini Durian, ada dua potong dan besar.” Kata Si Kabayan mengangkat Durian. “Kabayan yang sangat bagus, Mari kita buka.” Kata Abah sangat senang. Abah dan Si Kabayan duduk makan Durian sampai selesai. Setelah kenyang, mereka melanjutkan pekerjaan. Begitulah yang terjadi setiap Si Kabayan lelah. dia selalu mencium aroma buah sampai semua buah yang dibeli Si Kabayan dari pasar dan sengaja di tempat persembunyian habis. Ketika dia sangat lelah, Si Kabayan berpikir, “Selanjutnya apa? Semua buahnya sudah habis, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, apa lagi yang harus saya lakukan?” Dia berkata pada dirinya sendiri. Ketika Abah sedang bekerja, Si Kabayan tiba-tiba berdiri dan terkejut oleh sesuatu. “Kabayan apa?” Ditanya Abah, dia terkejut melihat Si Kabayan tiba-tiba berdiri. “Ada bau sesuatu Abah.” Kata Si Kabayan. “Bau apa Kabayan, ayo cari tahu, siapa tahu ada buah, hidung kamu bagus, cocok jadi menantu ku,” kata Abah dengan gembira. “Terima kasih, Abah, tapi ini bau yang aneh, bukan buah.” Kata Si Kabayan. “Bau apa Kabayan?” Jawab Abah. “Kurasa ini bau Macan!” Kata Si Kabayan sambil berdiri ketakutan. “Ayo kita pergi dari sini Kabayan, sebelum harimau datang ke sini,” kata Abah saat dia melarikan diri dan meninggalkan Si Kabayan. Si Kabayan berlari di belakang Abah sambil pura-pura ketakutan ketika dia tidak bisa menahan tawa. Karena Si Kabayan memiliki indera penciuman yang tajam, diapun memenangkan kontes, dan sebagai hadiah dia menikah dengan Nyi Iteung. Itulah Cerita Rakyat Jawa Barat kisah Si Kabayan menikahi Nyi Iteung. 19. Cerita Rakyat Singkat Saudagar yang Kikir Ada seorang saudagar kaya raya yang hidup di sebuah desa. Ia adalah orang terkaya di sana. Sayangnya, tabiatnya sangat buruk. Ia tidak mau berbagi apa yang ia miliki. “Anakku sakit. Aku akan meminjam uang kepada saudagar kaya itu.” ucap salah satu penduduk dengan panik. “Lebih baik jangan. Kau hanya akan dipermalukan di sana. Kalaupun tidak, kau hanya akan terjerat utang,” balas penduduk yang lain. Namun, penduduk itu sudah tak tahu lagi bagaimana cara mendapatkan uang. Ia pun memberanikan diri menghadap ke saudagar. Bagaimana cara membuat Perahu Pinisi?Ceritakan dengan singkat kepada keluargamu! Inilah soal nomor dua dari Materi Tayangan Program Belajar dari Rumah TVRI untuk siswa-siswi SD Kelas 4-6 adalah Mengenal Masyarakat Bugis Makassar pada Rabu 13 Mei 2020 . Adapun tujuan Kompetensi literasi yang ingin dicapai dari pembelajaran hari ini yaitu Siswa dapat memahami paparan lisan tentang Sejarah Suku Bugis, Rumah Adat, Bahasa, Kebudayaan, Kesenian dan Keadaan Geografis adalah salah satu suku yang ada dipulau Sulawesi. Suku bugis sekarang tidak hanya dipulau sulawesi tetapi sudah tersebar di seluruh Indonesia. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah Suku Bali Orang bugis memiliki berbagai ciri yang sangat menarik. Mereka adalah contoh yang jarang terdapat di wilayah nusantara. Mereka mampu mendirikan kerajaan-kerajaan yang sama sekali tidak mengandung pengaruh India. Dan tanpa mendirikan kota sebagai pusat aktivitas mereka. Orang bugis juga memiliki kesastraan baik itu lisan maupun tulisan. Berbagai sastra tulis berkembang seiring dengan tradisi sastra lisan, hingga kini masih tetap dibaca dan disalin ulang. Perpaduan antara tradisi sastra lisan dan tulis itu kemudian menghasilkan salah satu Epos Sastra Terbesar didunia Yakni La Galigo yang naskahnya lebih panjang dari Epos Mahabharata. Selanjutnya sejak abad ke 17 Masehi, Setelah menganut agama islam Orang bugis bersama orang aceh dan minang kabau dari Sumatra, Orang melayu di Sumatra, Dayak di Kalimantan, Orang Sunda dijawa Barat, Madura di jawa timur dicap sebagai Orang nusantara yang paling kuat identitas Keislamannya. Bagi orang bugis menjadikan islam sebagai Integral dan esensial dari adat istiadat budaya mereka. Meskipun demikian pada saat yang sama berbagai kepercayaan peninggalan pra-islam tetap mereka pertahankan sampai abad ke 20 salah satu peninggalan dari jaman pra islam itu yang mungkin paling menarik adalah Tradisi Para Bissu Pendeta Waria. Bagi suku-suku lain disekitarnya orang bugis dikenal sebagai orang yang berkarakter keras dan sangat menjunjung tinggi kehormatan. Bila perlu demi kehormatan mereka orang bugis bersedia melakukan tindak kekerasan walaupun nyawa taruhannya. Namun demikian dibalik sifat keras tersebut orang bugis juga dikenal sebagai orang yang ramah dan sangat menghargai orang lain serta sangat tinggi rasa kesetiakawanannya. Orang eropa yang pertama kali menginjakkan kaki di tanah bugis adalah orang Potugis. Para pedagang eropa itu mula-mula mendarat dipesisir barat sulawesi selatan pada tahun 1530. akan tetapi pedangan portugis yang berpangkalan dimalaka baru menjalin hubungan kerjasama dalam bidang perdagangan secara teratur pada tahun 1559 Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah Kerajaan Kutai Asal Usul Orang Bugis Asal usul orang bugis hingga kini masih tidak jelas dan tidak pasti berbeda dengan wilayah Indonesia. Bagian barat Sulawesi selatan tidak memiliki monument hindu atau budha atau prasasti baik itu dari batu maupun dari logam, yang memungkinkan dibuatnya suatu kerangka acuan yang cukup memadai untuk menelusuri sejarah orang bugis Sejak abad sebelum masehi hingga kemasa ketika sumber-sumber tertulis barat cukup banyak tersedia. Sumber tertulis setempat yang dapat diandalkan hanya berisi informasi abad ke 15 dan sesudahnya, Kronik Bugis Hampir semua kerajaan bugis dan seluruh daerah bawahannya hingga ketika paling bawah memiliki kronik sendiri. Mulai dari kerajaan paling besar dan berkuasa sampai dengan kerajaan paling terkecil akan tetap hanya sedikit dari kronik yang memandang seluruh wilayah di sekitarnya sebagai suatu kesatuan. Naskah itu yang dibuat baik orang makassar maupun orang bugis yang disebut lontara oleh orang bugis berisi catatan rincian mengenai silsilah keluarga bangsawan, wilayah kerajaan, catatan harian, serta berbagai macam informasi lain seperti daftar kerajaan-kerajaan atau daerah-daerah bawahan, naskah perjanjian dan jalinan kerjasama antar kerjaan dan semuanya disimpan dalam istana atau rumah para bangsawan Suku Bugis tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata “Bugis” berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware Yang dipertuan di Ware adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Sejarah Kerajaan Makassar Keadaan Geografis dan Demografis Orang Bugis zaman dulu menganggap nenek moyang mereka adalahpribumi yang telah didatangi titisan langsung dari dunia atas yang turun manurung atau dari dunia bawah yang naik tompo untuk membawanorma dan aturan sosial ke bumi Pelras, The Bugis, 2006.Umumnya orang-orang Bugis sangat meyakini akan hal to manurung,tidak terjadi banyak perbedaan pendapat tentang sejarah ini. Sehingga setiap orang yang merupakan etnis Bugis, tentu mengetahui asal-usul keberadaankomunitasnya. Kata Bugis berasal dari kata to ugi, yang berarti orang “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina bukan negara Cina, tapi yang terdapat di jazirah Sulawesi Selatan tepatnya KecamatanPammana Kabupaten Wajo saat ini yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat LaSattumpugi menamakan dirinya, mereka merujuk pada raja mereka. Merekamenjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang/pengikut dari La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan BataraLattu ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkanbeberapa anak, termasuk La Galigo yang membuat karya sastra Opunna Ware Yang Dipertuan Di Ware adalah kisah yangtertuang dalam karya sastra La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. KisahSawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk Banggai, Kaili,Gorontalo, dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia, yang terletak dibagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut ”Ujungpandang”. Sampai dengan Juni 2006, jumlah penduduk di Sulawesi Selatanterdaftar sebanyak jiwa, dengan pembagian laki-laki dan orang perempuan dan memiliki relief berupa jazirah-jazirah yangpanjang serta pipih yang ditandai fakta bahwa tidak ada titik daratan yang jauhnyamelebihi 90 km dari batas pantai. Kondisi yang demikian menjadikan pulauSulawesi memiliki garis pantai yang panjang dan sebagian daratannya bergunung-gunung. Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12′ – 8° Lintang Selatan dan116°48′ – 122°36′ Bujur Timur. Luas wilayahnya km². Provinsi iniberbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone danSulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat, dan Laut Flores di ini meghamparkan alam yang mempesona dipandang baik daridaerah pesisir maupun daerah ketinggian. Sekitar tahun silam, pulauSulawesi telah dihuni oleh manusia. Peninggalan peradaban di masa tersebutditemukan di gua-gua bukit kapur daerah Maros kurang lebih 30 km dariMakassar, ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Peninggalan prasejarah lainnyayang berupa alat batu peeble dan flake serta fosil babi dan gajah yang telah punah,dikumpulkan dari teras sungai di Lembah Wallanae, diantara Soppeng danSengkang, Sulawesi masa keemasan perdagangan rempah-rempah di abad ke 15 sampaidengan abad ke 19, Kerajaan Bone dan Makassar yang perkasa berperan sebagaipintu gerbang ke pusat penghasil rempah, Kepulauan Maluku. Sejarah itu telahmemantapkan opini bahwa Sulawesi Selatan memiliki peran yang sangat strategisbagi perkembangan Kawasan Timur Sulawesi Selatan terdiri atas empat suku utama yaitu Toraja,Bugis, Makassar, dan Mandar. Suku Toraja terkenal memiliki keunikan tradisiyang tampak pada upacara kematian, rumah tradisional yang beratap melengkungdan ukiran cantik dengan warna natural. Sedangkan suku Bugis, Makassar danMandar terkenal sebagai pelaut yang patriotik. Dengan perahu layartradisionalnya, Pinisi, mereka menjelajah sampai ke utara Australia, beberapapulau di Samudra Pasifik, bahkan sampai ke pantai Afrika. Hasil penelitian sejarahwan Australia Utara bernama Peter G. Spillet M,mengungkapkan salah satu fakta yang tidak terbantahkan bahwa orang Sulawesi 7Selatanlah yang pertama mendarat di Australia dan bukannya Abel TasmanBelanda atau James Cook Inggris tahun 1642. Upaya pelurusan fakta sejarahtersebut dilakukan Peter yang kemudian dijuluki Daeng Makulle dengan sangathati-hati melalui jejak, buku-buku sejarah berupa hubungan orang Makassardengan orang Aborigin Merege. Orang Makassar tiba di sana denganmenggunakan transportasi perahu. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Suku Minangkabau – Sejarah, Kebudayaan, Adat Istiadat, Kekerabatan, Bahasa, Makanan, Pakaian, Rumah Adat Teknologi dan Peralatan Hidup Dengan terciptanya peralatan untuk hidup yang berbeda, maka secaraperlahan tapi pasti, tatanan kehidupan perorangan, dilanjutkan berkelompok,kemudian membentuk sebuah masyarakat, akan penataannya bertumpu pada sifat-sifat peralatan untuk hidup tersebut. Peralatan hidup ini dapat pula disebut sebagaihasil manusia dalam mencipta. Dengan bahasa umum, hasil ciptaan yang berupaperalatan fisik disebut teknologi dan proses penciptaannya dikatakan ilmupengetahuan dibidang teknik. Sejak dahulu, suku Bugis di Sulawesi Selatan terkenal sebagai pelautyang ulung. Mereka sangat piawai dalam mengarungi lautan dan samudera luashingga ke berbagai kawasan di Nusantara dengan menggunakan perahu Pinisi. Perahu Pinisi Perahu Pinisi termasuk alat transportasi laut tradisional masyarakat Bugisyang sudah terkenal sejak berabad-abad yang lalu. Menurut cerita di dalamnaskah Lontarak I Babad La Lagaligo, Perahu Pinisi sudah ada sekitar abad ke-14M. Menurut naskah tersebut, Perahu Pinisi pertama kali dibuat olehSawerigading, Putra Mahkota Kerajaan Luwu. Bahan untuk membuat perahu tersebut diambil dari pohon welengreng pohon dewata yang terkenal sangatkokoh dan tidak mudah rapuh. Namun, sebelum pohon itu ditebang, terlebihdahulu dilaksanakan upacara khusus agar penunggunya bersedia pindah ke pohon lainnya. Sawerigading membuat perahu tersebut untuk berlayar menuju negeriTiongkok hendak meminang Putri Tiongkok yang bernama We Cudai. Singkat cerita, Sawerigading berhasil memperistri Puteri We beberapa lama tinggal di Tiongkok, Sawerigading rindu kepada kampunghalamannya. Dengan menggunakan perahunya yang dulu, ia berlayar ke ketika perahunya akan memasuki pantai Luwu, tiba-tiba gelombangbesar menghantam perahunya hingga pecah. Pecahan-pecahan perahunyaterdampar ke 3 tiga tempat di wilayah Kabupaten Bulukumba, yaitu diKelurahan Ara, Tana Beru, dan Lemo-lemo. Oleh masyarakat dari ketigakelurahan tersebut, bagian-bagian perahu itu kemudian dirakit kembali menjadisebuah perahu yang megah dan dinamakan Perahu saat ini, Kabupaten Bulukumba masih dikenal sebagai produsenPerahu Pinisi, dimana para pengrajinnya tetap mempertahankan tradisi dalampembuatan perahu tersebut, terutama di Keluharan Tana Beru. Sepeda Dan Bendi Sepeda ataupun Dokar, koleksi Perangkat pertanian Tadisional ini adalahbukti sejarah peradaban bahwa sejak jaman dahulu bangsa indonesia khususnyamasyarakat Sulawesi Selatan telah dikenali sebagai masyarakat yang bercocok tanam. Mereka menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutamatanaman padi sebagai bahan makanan pokok. Koleksi peralatan menempa besi dan hasilnya Jika anda ingin mengenali lebih jauh tentang sisi lain dari kehidupan masalampau masyarakat Sulawesi Selatan, maka anda dapat mengkajinya melaluikoleksi trdisional menempa besi, Hasil tempaan berupa berbagai jenis senjatatajam, baik untuk penggunan sehari – hari maupun untuk perlengkapan upacaraadat. Koleksi Peralatan Tenun Tradisional Dari koleksi Peralatan Tenun Tradisional ini, dapat diketahui bahwabudaya menenun di Sulawesi Selatan diperkirakan berawal dari jaman prasejarah,yakni ditemukan berbagai jenis benda peninggalan kebudayaan dibeberapa daerahseperti leang – leang kabupaten maros yang diperkirakan sebagai pendukungpembuat pakaian dari kulit kayu dan serat – serat tumbuhan-tumbuhan. Ketikapengetahuan manusia pada zaman itu mulai Berkembang mereka menemukan carayang lebih baik yakni alat pemintal tenun dangan bahan baku benang kapas. Darisinilah mulai tercipta berbagai jenis corak kain saung dan pakaian tradisional. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan Suku Sunda – Sejarah, Kebudayaan, Pakaian, Rumah, Tari, Kepercayaan, Kekerabatan, Bahasa, Makanan Rumah Adat Suku Bugis Rumah bugis memiliki keunikan tersendiri, dibandingkan dengan rumahpanggung dari suku yang lain Sumatera dan Kalimantan . Bentuknya biasanyamemanjang ke belakang, dengan tanbahan disamping bangunan utama dan bagiandepan, orang bugis menyebutnya lego . Berikut adalah bagian-bagian utamanya Tiang utama alliri . Biasanya terdiri dari 4 batang setiap barisnya. jumlahnya tergantung jumlah ruangan yang akan dibuat. tetapi padaumumnya, terdiri dari 3 / 4 baris alliri. Jadi totalnya ada 12 batang alliri. Fadongko’, yaitu bagian yang bertugas sebagai penyambung dari alliri di setiap Fattoppo, yaitu bagian yang bertugas sebagai pengait paling atas dari alliripaling tengah tiap orang bugis suka dengan arsitektur rumah yang memiliki kolong Konon, orang bugis, jauh sebelum islam masuk ke tanah bugis tana ugi’ , orang bugis memiliki kepercayaan bahwa alam semesta ini terdiri atas 3 bagian,bagian atas botting langi , bagian tengah alang tengnga dan bagian bawah paratiwi . Mungkin itulah yang mengilhami orang bugis terutama yang tinggaldi kampung lebih suka dengan arsitektur rumah yang tinggi Bagian bagian dari rumah bugis ini sebagai berikut Rakkeang, adalah bagian diatas langit langit eternit . Dahulu biasanyadigunakan untuk menyimpan padi yang baru di panen. Ale Bola, adalah bagian tengah rumah. dimana kita tinggal. Pada ale bola ini, ada titik sentral yang bernama pusat rumah posi’ bola . Awa bola, adalah bagian di bawah rumah, antara lantai rumah lebih menarik sebenarnya dari rumah bugis ini adalah bahwa rumah inidapat berdiri bahkan tanpa perlu satu paku pun. Semuanya murni menggunakankayu. Dan uniknya lagi adalah rumah ini dapat di angkat / dipindah. Dalam budaya suku bugis terdapat tiga hal yang bisa memberikan gambaran tentang budaya orang bugis, yaitu konsep ade, siri na pesse dan simbolisme orang bugis adalah sarung sutra. 1. Konsep ade Ade yang dalam bahasa Indonesia adalah adat istiadat. Bagi masyarakat bugis, ada empat jenis adat yaitu Ade maraja, yang dipakai dikalangan Raja atau para pemimpin. Ade puraonro, yaitu adat yang sudah dipakai sejak lama di masyarakat secara turun temurun, Ade assamaturukeng, peraturan yang ditentukan melalui kesepakatan. Ade abiasang, adat yang dipakai dari dulu sampai sekarang dan sudah diterapkan dalam masyarakat. Menurut Lontara Bugis, terdapat lima prinsip dasar dari ade yaitu ade, bicara, rapang, wari, dan sara. Konsep ini lebih dikenal sebagai pangngadereng. Ade merupakan manifestasi sikap yang fleksibel terhadap berbagai jenis peraturan dalam masyarakat. Rapang lebih merujuk pada model tingkah laku yang baik yang hendaknya diikuti oleh masyarakat. Sedangkan wari adalah aturan mengenai keturunan dan hirarki masyarakat sara yaitu aturan hukum Islam. Siri memberikan prinsip yang tegas bagi tingkah laku orang bugis. Menurut Pepatah orang bugis, hanya orang yang punya siri yang dianggap sebagai manusia. Naia tau de’e sirina, de lainna olokolo’e. Siri’ e mitu tariaseng tau. Artinya Barang siapa yang tidak punya siri, maka dia bukanlah siapa-siapa, melainkan hanya seekor binatang. Namun saat ini adat istiadat tersebut sudah tidak dilakukan lagi dikarenakan pengaruh budaya Islam yang masuk sejak tahun 1600-an 2. Konsep siri’ Makna “siri” dalam masyarakat bugis sangat begitu berarti sehingga ada sebuah pepatah bugis yang mengatakan “SIRI PARANRENG, NYAWA PA LAO”, yang artinya “Apabila harga diri telah terkoyak, maka nyawa lah bayarannya”.Begitu tinggi makna dari siri ini hingga dalam masyarakat bugis, kehilangan harga diri seseorang hanya dapat dikembalikan dengan bayaran nyawa oleh si pihak lawan bahkan yang bersangkutan sekalipun. Siri’ Na Pacce secara lafdzhiyah Siri’ berarti Rasa Malu harga diri, sedangkan Pacce atau dalam bahasa Bugis disebu Pesse yang berarti Pedih/Pedas Keras, Kokoh pendirian. Jadi Pacce berarti semacam kecerdasan emosional untuk turut merasakan kepedihan atau kesusahan individu lain dalam komunitas solidaritas dan empati. Kata Siri’, dalam bahasa Makassar atau Bugis, bermakna “malu”. Sedangkan Pacce Bugis Pesse dapat berarti “tidak tega” atau “kasihan” atau “iba”. Struktur Siri’ dalam Budaya Bugis atau Makassar mempunyai empat kategori, yaitu Siri’ Ripakasiri’, Adalah Siri’ yang berhubungan dengan harga diri pribadi, serta harga diri atau harkat dan martabat keluarga. Siri’ jenis ini adalah sesuatu yang tabu dan pantang untuk dilanggar karena taruhannya adalah nyawa. Siri’ Mappakasiri’siri’, Siri’ jenis ini berhubungan dengan etos kerja. Dalam falsafah Bugis disebutkan, “Narekko degaga siri’mu, inrengko siri’.” Artinya, kalau Anda tidak punya malu maka pinjamlah kepada orang yang masih memiliki rasa malu Siri’. Begitu pula sebaliknya, “Narekko engka siri’mu, aja’ mumapakasiri’-siri.” Artinya, kalau Anda punya malu maka jangan membuat malu malu-maluin. Siri’ Tappela’ Siri Bugis Teddeng Siri’, Artinya rasa malu seseorang itu hilang “terusik” karena sesuatu hal. Misalnya, ketika seseorang memiliki utang dan telah berjanji untuk membayarnya maka si pihak yang berutang berusaha sekuat tenaga untuk menepati janjinya atau membayar utangnya sebagaimana waktu yang telah ditentukan disepakati. Ketika sampai waktu yang telah ditentukan, jika si berutang ternyata tidak menepati janjinya, itu artinya dia telah mempermalukan dirinya sendiri. Siri’ Mate Siri’, Siri’ yang satu berhubungan dengan iman. Dalam pandangan orang Bugis/Makassar, orang yangmate siri’-nya adalah orang yang di dalam dirinya sudah tidak ada rasa malu iman sedikit pun. Orang seperti ini diapakan juga tidak akan pernah merasa malu, atau yang biasa disebut sebagai bangkai hidup yang hidup. Guna melengkapi keempat struktur Siri’ tersebut maka Pacce atau Pesse menduduki satu tempat, sehingga membentuk suatu budaya karakter yang dikenal dengan sebutan Siri’ Na Pacce. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan “Suku Dompu” Sejarah & Lingkungan Alam – Bahasa – Mata Pencaharian – Agama – Kepercayaan Sistem Mata Pencaharian Wilayah Suku Bugis terletak di dataran rendah dan pesisir pulau Sulawesibagian selatan. Di dataran ini, mempunyai tanah yang cukup subur, sehinggabanyak masyarakat Bugis yang hidup sebagai petani. Selain sebagai petani, SukuBugis juga di kenal sebagai masyarakat nelayan dan pedagang. Meskipun merekamempunyai tanah yang subur dan cocok untuk bercocok tanam, namun sebagianbesar masyarakat mereka adalah pelaut. Suku Bugis mencari kehidupan dan mempertahankan hidup dari sedikit masyarakat Bugis yang merantau sampai ke seluruh negeri denganmenggunakan Perahu Pinisi-nya. Bahkan, kepiawaian suku Bugis dalam mengarungi samudra cukup dikenal luas hingga luar negeri, di antara wilayahperantauan mereka, seperti Malaysia, Filipina, Brunei, Thailand, Australia, Madagaskardan Afrika Selatan. Suku Bugis memang terkenal sebagai suku yanghidup merantau. Beberapa dari mereka, lebih suka berkeliaran untuk berdagangdan mencoba melangsungkan hidup di tanah orang lain. Hal ini juga disebabkanoleh faktor sejarah orang Bugis itu sendiri di masa lalu. Kebudayaan Suku Bugis 1. Perkawinan ideal menurut adat Bugis Makassar adalah Assialang marola, yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat kesatu, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu. Assialana memang, yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat kedua, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu. Ripanddeppe’ mabelae, yaitu perkawinan antara saudara sepupu sederajat ketiga, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu. Perkawinan tersebut, walaupun ideal, tidak diwajibkan sehingga banyak pemuda yang menikah dengan gadis-gadis yang bukan sepupunya. 2. Perkawinan yang dilarang atau sumbang salimara’ adalah perkawinan antara Anak dengan ibu atau ayah. Saudara sekandung. Menantu dan mertua. Paman atau bibi dengan kemenakannya. Kakek atau nenek dengan cucu. 3. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebelum perkawinan adalah Mappuce-puce, yaitu kunjungan dari keluarga si laki-laki kepada keluarga si gadis untuk mengadakan peminangan. Massuro, yaitu kunjungan dari utusan pihak keluarga laki-laki kepada keluarga si gadis untuk membicarakan waktu pernikahan, jenis sunreng mas kawin, dan sebagainya. Maduppa, yaitu pemberitahuan kepada seluruh kaum kerabat mengenai perkawinan yang akan datang. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan “Suku Simeulue” Sejarah & Bahasa – Kekerabatan – Mata Pencaharian – Agama – Kepercayaan Bahasa Suku Bugis Bahasa Bugis adalah bahasa yang digunakan etnik Bugis di SulawesiSelatan, yang tersebar di kabupaten sebahagian Kabupaten Maros, sebahagianKabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kota Pare-pare, Kabupaten Pinrang,sebahagian kabupaten Enrekang, sebahagian kabupaten Majene, KabupatenLuwu, Kabupaten Sidenrengrappang, Kabupaten Soppeng,Kabupaten Wajo,Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba, dan KabupatenBantaeng. Masyarakat Bugis memiliki penulisan tradisional memakai aksaraLontara. Pada dasarnya, suku kaum ini kebanyakannya beragama Islam Dari segiaspek Bugis mempunyai bahasa tersendiri dikenali sebagai Bahasa BugisJuga dikenali sebagai Ugi. Konsonan di dalam Ugi pula di kenali sebagaiLontara yang berdasarkan tulisan Brahmi. Orang Bugis mengucapkan bahasa Ugi dan telah memiliki kesusasteraan tertulis sejak berabad-abad lamanya dalam bentuk lontar. Huruf yang dipakai adalah aksara lontara, sebuah sistem huruf yang berasal dari Sanskerta. Seperti halnya dengan wujud-wujud kebudayaan lainnya. Penciptaantulisan pun diciptakan karena adanya kebutuhan manusia untuk mengabdikanhasil-hasil pemikiran mereka. Menurut Coulmas, pada awalnya tulisan diciptakan untuk mencatatkanfirman-firman tuhan, karena itu tulisan disakralkan dan dirahasiakan. Namundalam perjalanan waktu dengan berbagai kompleksitas kehidupan yang dihadapioleh manusia, maka pemikiran manusia pun mengalami perkembangan demikianpula dengan tulisan yang dijadikan salah satu jalan keluar untuk memecahkan problem manusia secara umumnya. Seperti yang dikatakan oleh Coulmas “a kin gof social problem solving, and any writing system as the comman solution of a number of related problem” 198915 Alat Untuk Pengingat Memperluas jarak komunikasi Sarana Untuk memindahkan Pesan Untuk Masa Yang akan dating Sebagai Sistem Sosial Kontrol Sebagai Media Interaksi Sebagai Fungsi estetik Lontara Bugis-Makassar Merupakan sebuah huruf yang sakral bagimasyarakat bugis klasik. Itu dikarenakan epos la galigo di tulis menggunakanhuruf lontara. Huruf lontara tidak hanya digunakan oleh masyarakat bugis tetapihuruf lontara juga digunakan oleh masyarakat makassar dan masyarakat para penyair-penyair bugis menuangkan fikiran dan hatinya di atas daunlontara dan dihiasi dengan huruf-huruf yang begitu cantik sehingga tersusun katayang apik diatas daun lontara dan karya-karya itu bernama I La Galigo. Begitu pula yang terjadi pada kebudayaan di Indonesia. Ada beberapasuku bangsa yang memiliki huruf antara lain. Budaya Jawa, Budaya Sunda,Budaya Bali, Budaya Batak, Budaya Rejang, Budaya Melayu, Budaya Bugis DanBudaya selatan ada 3 betuk macam huruf yang pernah dipakai Huruf Lontara2. Huruf Jangang-Jangang3. Huruf Seran Sementara bila ditempatkan dalam kebudayaan bugis, Lontaraqmempunyai dua pngertian yang terkandung didalamnyaa. Lontaraq sebagai sejarah dan ilmu pengetahuanb. Lontaraq sebagai tulisanKata lontaraq berasal dari Bahasa Bugis/Makassar yang berarti daunlontar. Kenapa disebuat sebagai lontaran ?, karena pada awalnya tulisan tersebutdi tuliskan diatas daun lontar. Daun lontar ini kira-kira memiliki lebar 1 cmsedangkan panjangnya tergantung dari cerita yang dituliskan. Tiap-tiap daunlontar disambungkan dengan memakai benang lalu digulung pada jepitan kayu,yang bentuknya mirip gulungan pita kaset. Cara membacanya dari kiri lontara biasa juga disebut dengan aksara sulapaq eppaqKarakter huruf bugis ini diambil dari Aksara Pallawa Rekonstruksi aksaradunia yang dibuat oleh Kridalaksana. Silsilah Aksara Dunia Memang terdapat bebrapa varian bantuk huruf bugis di sulawesi selatan,tetapi itu tidaklah berarti bahwa esensi dasar dari huruf bugis ini hilang, dan itu biasa dalam setiap aksara didunia ini. Hanya ada perubahan dan penambahan sedikit yang sama sekali tidak menyimpang dari bentuk dasar dari aksara itu disebabkan antara lain Penyesuaian antara bahasa dan bunyian yang diwakilinya Penyesuaian antara bentuk huruf dan sarana yang digunakan. Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan “Suku Lauje” Sejarah & Mata Pencaharian – Kekerabatan – Agama – Kepercayaan Kesenian Suku Bugis 1. Tari Paduppa Bosara Tari Padupa Bosara merupakan sebuah tarian yang mengambarkan bahwa orang bugis kedatangan atau dapat dikatakan sebagai tari selamat datang dari Suku Bugis. Orang Bugis jika kedtangan tamu senantisa menghidangkan bosara sebagai tanda kehormatan. 2. Tari Pakarena Tari Pakarena Merupakan tarian khas Sulawesi Selatan, Nama Pakarena sendiri di ambil dari bahasa setempat, yaitu karena yang artinya main. Tarian ini pada awalnya hanya dipertunjukkan di istana kerajaan, namun dalam perkembangannya tari Pakarena lebih memasyarakat di kalangan rakyat. Tari Pakarena memberikan kesan kelembutan. Hal tersebut mencerminkan watak perempuan yang lembut, sopan, setia, patuh dan hormat pada laki-laki terutama pada suami. Sepanjang Pertunjukan Tari Pakarena selalu diiringi dengan gerakan lembut para penarinya sehingga menyulitkan bagi masyarakat awam untuk mengadakan babak pada tarian tersebut. 3. Tari Ma’badong Tari Ma’badong hanya diadakan pada saat upacara kematian. Penari membuat lingkaran dengan mengaitkan jari-jari kelingking, Penarinya bisa pria atau bisa wanita. Mereka biasanya berpakaian serba hitam, namun terkadang memakai pakaian bebas karena tarian ini terbuka untuk umum. Tarian yang hanya diadakan pada upacara kematian ini hanya dilakukan dengan gerakan langkah yang silih berganti sambil melangtungkan lagu kadong badong. Lagu tersebut syairnya berisikan riwayat manusia malai dari lahir hingga mati, agar arwah si Mati diterima di negeri arwah atau alam baka. Tarian Badong bisanya belansung berjam-jam, sering juga berlansung semalam suntuk. Tarian Ma’badong bisanya dibawakan hanya pada upacara pemakaman yang lamanya tiga hari tiga malam khusus bagi kaum bangsawan di daerah Tana Toraja Sulawesi Selatan. 4. Tarian Pa’gellu Tari Pagellu merupakan salah satu tarian dari Tana Toraja yang di pentaskan pada acara pesta tambu Tuka, Tarian ini juga dapat ditampilkan untuk menyambut patriot atau pahlawan yang kembali dari medan perang dengan membawa kegembiraan. 5. Tari Mabbissu Tari Mabissu merupakan tarian bissu yang biasanya dipertunjukkan ketika upacara adat. Para penarinya bissu orang yang kebal yang selalu mempertontokan kesaktian mereka dalam bentuk tarian komunitas bissu bisa kita jumpai didaerah pangkep sigeri sulawesi selatan. 6. Tari Kipas Tari kipas Merupakan tarian yang memrtunjukan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas dengan gemulai alunan lagu. 7. Gandrang Bulo Gandrang Bulo merupakan sebuah pertunjukan musik dengan perpaduan tari dan tutur kata. Nama Gandrang bulo sendiri diambil dari perpaduan dua suku kata, yaitu gendang dan bulo, dan jika disatukan berarti gendang dari bambu. Ganrang Bulo merupakan pertunjukan kesenian yang mengungkapkan kritikan dan dikemas dalam bentuk lelucon atau banyolan. 8. Kecapi Kecapi Merupakan sala satu alat musik petik tradisional Sulawesi Selatan, khusunya suku Bugis. Baik itu Bugis Makassar ataupun Bugis Mandar. Menurut sejarahnya kecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang pelaut sehingga betuknya menyerupai perahu. Kecapi, biasanya ditampilkan sebagai musik pengiring pada acara penjemputan para tamu pada pesta perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang tahun. 9. Gendang Gendang merupakan sala satu alat musik perkusi yang mempunyai dua bentuk dasar, yakni bulat panjang dan bundar mirip seperti rebana. 10. Suling Suling bambu terdiri dari tiga jenis, yaitu Suling Panjang Suling Lampe yang memiliki lima lubang nada dan jenis suling ini telah punah. Suling calabai siling ponco suling jenis ini sering dipadukan dengan biola, kecapi dan dimainkan bersama penyanyi. Suling dupa Samping musik bambu musik bambu masih sangat terpelihara biasanya digunakan pada acara karnaval atau acara penjemputan tamu. Rumah Adat Suku Bugis Setiap budaya memiliki Ciri Khas Rumah Adatnya Masing-masing. Begitu Pula Dengan Bugis, rumah adat bugis itu terdiri dari tiga Bagian. Yang Dimana Kepercayaan Tersebut terdiri atas 1. Boting Langiq Perkawinan Di langit yang Dilakukan Oleh We Tenriabeng 2. Ale Kawaq Di bumi. Keadaan-keadaan yang terjadi Dibumi 3. Buri Liu Peretiwi/Dunia Bawah Tanah/Laut yang masih mempercayai bahwa Rumah ini bisa berdiri tampa mengunakan satu paku pun orang daluhu kala mengantikan Fungsi Paku Besi menjadi Paku Kayu. Rumah adat suku Bugis Makassar dapat di bedakan berdasarkan status sosial orang yang menempatinya, Rumah Saoraja Sallasa berarti rumah besar yang di tempati oleh keturunan raja kaum bangsawan bola adalah rumah yang di tempati oleh rakyat biasa. Tipologi kedua rumah ini adalah sama-sama rumah panggung, lantainya mempunyai jarak tertentu dengan tanah, bentuk denahnya sama yaitu empat persegi panjang. Perbedaannya adalah saoraja dalam ukuran yang lebih luas begitu juga dengan tiang penyangganya, atap berbentuk prisma sebagai penutup bubungan yang biasa di sebut timpak laja yang bertingkat-tingkat antara tiga sampai lima sesuai dengan kedudukan penghuninya. Rumah adat suku bugis baik saoraja maupun bola terdiri atas tiga bagian Awa bola ialah kolong yang terletak pada bagian bawah, yakni antara lantai dengan tanah. Kolong ini biasa pada zaman dulu dipergunakan untuk menyimpan alat pertanian, alat berburu, alat untuk menangkap ikan dan hewan-hewan peliharaan yang di pergunakan dalam pertanian. Alle bola ialah badan rumah yang terdiri dari lantai dan dinding yang terletak antara lantai dan loteng. Pada bagian ini terdapat ruangan-ruangan yang dipergunakan dalam aktivitas sehari-hari seperti menerima tamu, tidur, bermusyawarah, dan berbagai aktifitas lainnya. Badan rumah tediri dari beberapa bagian rumah seperti lotang risaliweng, Pada bagian depan badan rumah di sebut yang berfungsi sebagai ruang menerima tamu, ruang tidur tamu, tempat bermusyawarah, tempat menyimpan benih, tempat membaringkan mayat sebelum dibawa ke pemakaman. Lotang ritenggah atau Ruang tengah, berfungsi sebagai tempat tidur kepala keluarga bersama isteri dan anak-anaknya yang belum dewasa, hubungan social antara sesame anggota keluarga lebih banyak berlangsung disini. Lontang rilaleng atau ruang belakang, merupakan merupakan tempat tidur anak gadis atau orang tua usia lanjut, dapur juga di tempatkan pada ruangan ini yang dinamakan dapureng atau jonghe. Rakkeang ialah loteng yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil pertanian seperti padi, jagung, kacang dan hasil perkebunan lainnya. Sebagaimana halnya unsur-unsur kebudayaan lainnya maka teknologi arsitektur tradisionalpun senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini juga mempengaruhi arsitektur tradisional suku bangsa bugis antara lain bola ugi yang dulunya berbentuk rumah panggung sekarang banyak yang di ubah menjadi rumah yang berlantai batu. Agama Islam juga memberi pengaruh kepada letak dari bagian rumah sekarang yang lebih banyak berorientasi ke Kabah yang merupakan qiblat umat Isalam di seluruh dunia. Hal tersebut di karenakan budaya Islam telah membudaya di kalangan masyarakat bugis makassar, symbol-simbol yang dulunya di pakai sebagai pengusir mahluk halus yang biasanya diambil dari dari jenis tumbuh-tumbuhan dan binatang tertentu dig anti dengan tulisan dari ayat-ayat suci Al-Qur’an Bahasa Suku Bugis Etnik Bugis mempunyai bahasa tersendiri dikenali sebagai Bahasa Bugis Ugi Konsonan di dalam Ugi pula di kenali sebagai Lontara yang berdasarkan tulisan Brahmi. Orang Bugis mengucapkan bahasa Ugi dan telah memiliki kesusasteraan tertulis sejak berabad-abad lamanya dalam bentuk lontar. Huruf yang dipakai adalah aksara lontara, sebuah sistem huruf yang berasal dari Sanskerta. Seperti halnya dengan wujud-wujud kebudayaan lainnya. Penciptaan tulisan pun diciptakan karena adanya kebutuhan manusia untuk mengabdikan hasil-hasil pemikiran mereka. Kata lontaraq berasal dari Bahasa Bugis/Makassar yang berarti daun lontar. Karena pada awalnya tulisan tersebut di tuliskan diatas daun lontar. Tiap-tiap daun lontar disambungkan dengan memakai benang lalu digulung pada jepitan kayu, yang bentuknya mirip gulungan pita kaset. Cara membacanya dari kiri kekanan. Lontara Bugis-Makassar merupakan sebuah huruf yang sakral bagi masyarakat bugis klasik. Huruf lontara tidak hanya digunakan oleh masyarakat bugis tetapi huruf lontara juga digunakan oleh masyarakat makassar. Contoh pemakaian bahasa Bugis “Makan ma’ki silakan Anda makan”. “Aga tapigau?” apa yang sedang anda lakukan?. Adapun partikel-partikel yang biasa digunakan dalam bahasa bugis-Makassar seperti ji, mi, pi, mo, ma’, di’, tonji, tawwa, pale. Contoh penggunaannya misalnya “tidak papa ji.” tidak apa-apa. Pakaian Suku Bugis Baju Bodo adalah pakaian adat suku Bugis dan diperkirakan sebagai salah satu busana tertua di dunia. Perkiraan itu didukung oleh sejarah kain Muslim yang menjadi bahan dasar baju bodo. Jenis kain yang dikenal dengan sebutan kain Muslin Eropa, Maisolos Yunani Kuno, Masalia India Timur, atau Ruhm Arab pertama kali diperdagangkan di kota Dhaka, Bangladesh. Hal ini merujuk pada catatan seorang pedagang Arab bernama Sulaiman pada abad ke-19. Sementara pada tahun 1298, dalam buku yang berjudul “The Travel of Marco Polo”, Marco Polo menggambarkan kalau kain Muslim dibuat di Mosul Irak dan diperdagangkan oleh pedagang yang disebut Musolini. Namun kain yang ditenun dari pilinan kapas yang dijalin dengan benang katun ini sudah lebih dahulu dikenal oleh masyarakat Sulawesi Selatan, yakni pada pertengahan abad ke-9, jauh sebelum masyarakat Eropa yang baru mengenalnya pada abad ke-17, dan populer di Perancis pada abad ke-18. Kain Muslim memiliki rongga-rongga dan jarak benang-benangnya yang renggang membuatnya terlihat transparan dan cocok dipakai di daerah tropis dan daerah-daerah yang beriklim panas. Sesuai dengan namanya “bodo” yang berarti pendek, baju ini memang berlengan pendek. Dahulu Baju Bodo dipakai tanpa baju dalaman sehingga memperlihatkan payudara dan lekuk-lekuk dada pemakainya, dan dipadukan dengan sehelai sarung yang menutupi bagian pinggang ke bawah badan. Namun seiring dengan masuknya pengaruh Islam di daerah ini, baju yang tadinya memperlihatkan aurat pun mengalami perubahan. Busana transparan ini kemudian dipasangkan dengan baju dalaman berwarna sama, namun lebih terang. Sedangkan busana bagian bawahnya berupa sarung sutera berwarna senada. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari PortalKudus - Download contoh soal program linear kelas 11 beserta jawabannya, soal cerita program linear SMA full pembahasan.. Bagi kalian yang bingung dan mencari contoh soal latihan program Linear dan pembahasannya, simak artikel ini hingga selesai.. Artikel ini akan menyajikan contoh soal program Linear dan jawabannya kelas 11 SMA guna menjadi panduan agar membantu belajar kalian.
Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Cerita Legenda Asal Usul Pulau Batam. Kisah ini telah menjadi cerita turun-temurun di masyarakat kepulauan Batam sendiri adalah kota terbesar di provinsi Riau. Wilayah Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang dan Pulau Galang dan pulau-pulau kecil dan terdapat di kawasan Selat Singapura dan Selat sekarang Tumbuh menjadi kota Industri, eskpor dan pariwisata yang sangat baik di Indonesia. Tapi sebelum menjadi kota modern seperti sekarang Batam memiliki cerita asal usul pulau Batam yang menarik seperti berikut Legenda Asal Usul Pulau BatamSumber jaman dahulu kala berlayarlah seorang Nahkoda bergelar Qari Abdul Malik. Beliau berlayar dari Siantan hendak ke Pulau Penang. Beliau sebenarnya seorang Bugis Makasar yang telah lama menetap di Tarempa sebagai Nakhoda dikenal karena memiliki ilmu perbinatangan dan telah menjadi nakhoda perahu-dendan guntuk dengan banyak pengalaman melayari samudra yang luas yang terbentang dari Laut Cina Selatan hingga ke perairan Riau dan Selat itu di juga diberi gelar Qari Abdul Malik oleh penduduk Siantan karena ilmu agamanya. Meski telah lama di Melayu, bahasa bugisnya masih kental, dan jadi tak heran jika dalam pengucapan huruf mati “nun” diujung kata menjadi “nga” oleh beliau. Juga sebaliknya, huruf mati ”nga” diujung kata diucap “nun”.Maka jangan heran Sobat, bagi beliau pulau Siantan tempat tinggalnya, disebut Siantang. pulau Bunguran menjadi Bungurang, disusun Tebang-ladang sebaliknya juga Asal Usul Situ BagenditSuatu hari, dalam pelayaran dari Siantan ke Pulau Pinang. perahu-dendang Nahkoda Alang dihadang oleh angin ribut. Haluan perahu-dendang tertiup ombak ke Selat Riau, hampir menyentuh ke pantai Bintan. Tapi mereka tidak langsung turun karena kabut dan hari sudah malam.“Lihat itu bintang,” pekik Nakhoda Alang kepada juru mudi kepercayaannya yang sedang memegang kemudi. “Ke kanang…nganang…,” beliau menjerit agar terdengar si juru mudi, karena takut suara angin ribut berdesing-desing.“Hari ini Kabut Nahkoda, tak kelihatan bintang !” sahut si juru mudi seraya memainkan kemudi. “Tak kelihatan bintang, Nakhoda…”“Pulau Bintang… awas, dendan ini pecah kena batu rakit Bintang,” jerit Nakhoda Alang lagi”. Ke kanang…naganang… belok ke kanang…,” kata beliau pula seraya menunjuk-nunjuk ke arah kanan untuk menghindari batu rakit di Pulau Bintan.“Oh… ini pulau Ngenang…” pikir taikong sambil membelokkan kemudi, mengarahkan haluan perahu-dendang ke Ngenang akhirnya Pulau disebelah kanan Selat Riau itu pun sampai saat ini disebut Pulau Ngenang. Padahal maksud Nakhoda sendiri agar si juru mudi itu berbelok ke arah kanan, tapi karena suara angin ribut malah menjadi pulau Ngenang.“ Turung layar kita berdayun”, perintah Nahkoda lagi, maksudnya turunkan layar dan kita berdayung berdayunglah anak buah kapal menyusur pantai hingga masuk ke sebuah sungai. Karena air sungai cukup tenang dan tidak ada gelombang walau pun tengah angin ribut. Hingga perahu yang mereka kayuh itupun sampai ke tiba-tiba, “dreek… druk, plas…” perahu mereka pun berhenti, oleng sedikit, dan air sungai pun menyebur masuk ke dalam perahu. Dalam sekejap mata air nyaris melimpah ruah.“Hei ada apa?” pekik Nakhoda Alang sambil memanggil salah satu anak buah perahu. ”terjung ke sungai, lihat apa yang kita tabrak?”Setelah timbul, pelaut yang menyelam itu berkata, “Kita menabrak langkang kayu berduri? Keras sekali”Mendengar itu Nakhoda terkejut dan bertanya“Ha? Terlanggar lankan berduri ? Keras duri lankan itu?” maksudnya “terlanggar langkan berduri? Keras durinya?”“Duri lankan kayu, berteras keras, ya Tuan Qari Malik,” sahut penyelam. “keras sekali duri lankan kayu itu!”“Angkak… angkak…” perintah Qari Malik, maksudnya angkat saja. ”angkak duri angkan itu!”.Penyelam itu pun menolaknya, dan setelah sampai di atas kapal dia berkata kepada Nakhoda Alang yang berdiri di pinggir perahu mereka ke.“tidak dapat menolak duri angkang melekat pada batang kayu, Nakhoda!” kata penyelam itu seraya mencuaskan air di mukanya. “banyak batang kayu berduri yang tumbang dalam sungai ini, Nakhoda.” Jelasnya.“O… sungai berduri lan-kan banyak batan kayu?”Akhirnya, setelah peristiwa sungai banyak duri langkan kayu itu disebut Sungai Duri Angkang, seperti pendengaran pelaut yang angin ribut berhenti. maka berangkatlah perahu sang Nakhoda Alang ke Pulau Pinang tujuannya. Di pelabuhan mereka berbongkar-maut, menjual-membeli barang dagangannya.“baru pertama kali ini Qari Malik terlambat masuk ke Pulau Pinang?” Tanya saudagar langganan beliau. “Biasanya belum selang tiga bulan perahu Nakhoda telah masuk.”“Kami terhadang angit ribut di tengah jalan, nyaris pecah di Pulau Bintang,” kata Nakhoda Alang alias Qari Abdul Malik.“Setelah menganang-nganang, masuk sungai penuh deduri-duri lan-kan batan kayu. Perahu saya bocor, perlu suku bulan diperbaiki,”“Dimana?” tanya saudagar ke Nakhoda Alang lagi, karena kurang jelas. ”Di pulau mana angin ribut itu berhenti?”“Itu, di pulau banyak batan kayu sebelah barat Pulau Bintang,” tutur Nakhoda Alang “Itu… di Pulau Batan”. Sejak itu, menyebarlah nama pulau di sebelah barat Pulau Bintan, disebut Pulau Pulau Batan ini menjadi Pulau Batam? Penukaran “nun” menjadi “mim” tulisan Arab-Melayu diujung kata “Batan” itu, sudah semakin kabur. Tidak diketahui orang lain. Namun terasa enak diucapkan “Batam” daripada perkataan “Batan”. dan itulah asal usul pulau juga Asal usul itulah kawan Legenda asal usul pulau batam, semoga informasi bermanfaat bagi kamu. Dan jangan lupa untuk tetap bersama kami untuk – kisah menarik follow and like us
Dikisahkandalam cerita rakyat Bugis Bone Batu Menangis Atau dongeng rakyat Batu Beranak, Pada zaman dahulu kala disuatu waktu di tanah Bone, hiduplah dua orang, anak dan ibu. Ibunya memiliki sifat dan perilaku yang sangat baik sedangkan anaknya malas disuruh-suruh dan egois.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID yHr440rUQnPRYnzSbQUi55vyHNXPJtr18OVwU5ecSS1rKSZdN2nhNQ==
PortalKudus - Simak berikut Bahasa Jawanya angka 1 sampai 10, inilah Bahasa Jawa angka 1 sampai 10 krama halus dan ngoko.. Bagi kalian yang bingung dan mencari Bahasa Jawanya angka 1 sampai 10 ngoko dan krama halus, simak artikel ini hingga selesai.. Artikel ini akan menyajikan Bahasa Jawa angka 1 sampai 10 ngoko dan krama halus guna menjadi panduan agar membantu belajar kalian.
Kisah sejarah awal mula dan asal usul suku Bugis Sulawesi Selatan. Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata “Bugis” berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. Sejarah Awal Mula Dan Asal Usul Suku Bugis Bagaimana sejarah suku bugis dan kebudayaan suku bugis dan asal usul suku bugis yang terletak di sulawesi selatan, selengkapnya disimak saja berikut ini. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware Yang dipertuan di Ware adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton. Perkembangan Suku Bugis Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama kerajaan Cina yang kelak menjadi Pammana, Mario kelak menjadi bagian Soppeng dan Siang daerah di Pangkajene Kepulauan Masa Kerajaan Kerajaan Bone Di daerah Bone terjadi kekacauan selama tujuh generasi, yang kemudian muncul seorang To Manurung yang dikenal Manurungnge ri Matajang. Tujuh raja-raja kecil melantik Manurungnge ri Matajang sebagai raja mereka dengan nama Arumpone dan mereka menjadi dewan legislatif yang dikenal dengan istilah ade pitue. Kerajaan Makassar Di abad ke-12, 13, dan 14 berdiri kerajaan Gowa, Soppeng, Bone, dan Wajo, yang diawali dengan krisis sosial, dimana orang saling memangsa laksana ikan. Kerajaan Makassar kemudian terpecah menjadi Gowa dan Tallo. Tapi dalam perkembangannya kerajaan kembar ini kembali menyatu menjadi kerajaan Makassar. Kerajaan Soppeng Di saat terjadi kekacauan, di Soppeng muncul dua orang To Manurung. Pertama, seorang wanita yang dikenal dengan nama Manurungnge ri Goarie yang kemudian memerintah Soppeng ri Aja. dan kedua, seorang laki-laki yang bernama La Temmamala Manurungnge ri Sekkanyili yang memerintah di Soppeng ri Lau. Akhirnya dua kerajaan kembar ini menjadi Kerajaaan Soppeng. Kerajaan Wajo Sementara kerajaan Wajo berasal dari komune-komune dari berbagai arah yang berkumpul di sekitar danau Lampulungeng yang dipimpin seorang yang memiliki kemampuan supranatural yang disebut puangnge ri lampulung. Sepeninggal beliau, komune tersebut berpindah ke Boli yang dipimpin oleh seseorang yang juga memiliki kemampuan supranatural. Datangnya Lapaukke seorang pangeran dari kerajaan Cina Pammana beberapa lama setelahnya, kemudian membangun kerajaan Cinnotabi. Selama lima generasi, kerajaan ini bubar dan terbentuk Kerajaan Wajo. Konflik antar Kerajaan Pada abad ke-15 ketika kerajaan Gowa dan Bone mulai menguat, dan Soppeng serta Wajo mulai muncul, maka terjadi konflik perbatasan dalam menguasai dominasi politik dan ekonomi antar kerajaan. Kerajaan Bone memperluas wilayahnya sehingga bertemu dengan wilayah Gowa di Bulukumba. Sementara, di utara, Bone bertemu Luwu di Sungai Walennae. Sedang Wajo, perlahan juga melakukan perluasan wilayah. Sementara Soppeng memperluas ke arah barat sampai di Barru. Perang antara Luwu dan Bone dimenangkan oleh Bone dan merampas payung kerajaan Luwu kemudian mempersaudarakan kerajaan mereka. Sungai Walennae adalah jalur ekonomi dari Danau Tempe dan Danau Sidenreng menuju Teluk Bone. Untuk mempertahankan posisinya, Luwu membangun aliansi dengan Wajo, dengan menyerang beberapa daerah Bone dan Sidenreng. Berikutnya wilayah Luwu semakin tergeser ke utara dan dikuasai Wajo melalui penaklukan ataupun penggabungan. Wajo kemudian bergesek dengan Bone. Invasi Gowa kemudian merebut beberapa daerah Bone serta menaklukkan Wajo dan Soppeng. Untuk menghadapi hegemoni Gowa, Kerajaan Bone, Wajo dan Soppeng membuat aliansi yang disebut “tellumpoccoe”. Penyebaran Islam Pada awal abad ke-17, datang penyiar agama Islam dari Minangkabau atas perintah Sultan Iskandar Muda dari Aceh. Mereka adalah Abdul Makmur Datuk ri Bandang yang mengislamkan Gowa dan Tallo, Suleiman Datuk Patimang menyebarkan Islam di Luwu, dan Nurdin Ariyani Datuk ri Tiro yang menyiarkan Islam di Bulukumba. Kolonialisme Belanda Pertengahan abad ke-17, terjadi persaingan yang tajam antara Gowa dengan VOC hingga terjadi beberapa kali pertempuran. Sementara Arumpone ditahan di Gowa dan mengakibatkan terjadinya perlawanan yang dipimpin La Tenri Tatta Daeng Serang Arung Palakka. Arung Palakka didukung oleh Turatea, kerajaaan kecil Makassar yang tidak sudi berada dibawah Gowa. Sementara Sultan Hasanuddin didukung oleh menantunya La Tenri Lai Tosengngeng Arung Matowa Wajo, Maradia Mandar, dan Datu Luwu. Perang yang dahsyat mengakibatkan benteng Somba Opu luluh lantak. Kekalahan ini mengakibatkan ditandatanganinya Perjanjian Bongaya yang merugikan kerajaan Gowa. Pernikahan Lapatau dengan putri Datu Luwu, Datu Soppeng, dan Somba Gowa adalah sebuah proses rekonsiliasi atas konflik di jazirah Sulawesi Selatan. Setelah itu tidak adalagi perang yang besar sampai kemudian di tahun 1905-6 setelah perlawanan Sultan Husain Karaeng Lembang Parang dan La Pawawoi Karaeng Segeri Arumpone dipadamkan, maka masyarakat Bugis-Makassar baru bisa betul-betul ditaklukkan Belanda. Kosongnya kepemimpinan lokal mengakibatkan Belanda menerbitkan Korte Veklaring, yaitu perjanjian pendek tentang pengangkatan raja sebagai pemulihan kondisi kerajaan yang sempat lowong setelah penaklukan. Kerajaan tidak lagi berdaulat, tapi hanya sekedar perpanjangan tangan kekuasaaan pemerintah kolonial Hindia Belanda, sampai kemudian muncul Jepang menggeser Belanda hingga berdirinya NKRI. Masa Kemerdekaan Para raja-raja di Nusantara bersepakat membubarkan kerajaan mereka dan melebur dalam wadah NKRI. Pada tahun 1950-1960an, Indonesia khususnya Sulawesi Selatan disibukkan dengan pemberontakan. Pemberontakan ini mengakibatkan banyak orang Bugis meninggalkan kampung halamannya. Pada zaman Orde Baru, budaya periferi seperti budaya di Sulawesi benar-benar dipinggirkan sehingga semakin terkikis. Sekarang generasi muda Bugis-Makassar adalah generasi yang lebih banyak mengkonsumsi budaya material sebagai akibat modernisasi, kehilangan jati diri akibat pendidikan pola Orde Baru yang meminggirkan budaya mereka. Seiring dengan arus reformasi, munculah wacana pemekaran. Daerah Mandar membentuk propinsi baru yaitu Sulawesi Barat. Kabupaten Luwu terpecah tiga daerah tingkat dua. Sementara banyak kecamatan dan desa/kelurahan juga dimekarkan. Namun sayangnya tanah tidak bertambah luas, malah semakin sempit akibat bertambahnya populasi dan transmigrasi. Mata Pencaharian Karena masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan. Bugis Perantauan Kepiawaian suku Bugis-Makasar dalam mengarungi samudra cukup dikenal luas, dan wilayah perantauan mereka pun hingga Malaysia, Filipina, Brunei, Thailand, Australia, Madagaskar dan Afrika Selatan. Bahkan, di pinggiran kota Cape Town, Afrika Selatan terdapat sebuah suburb yang bernama Maccassar, sebagai tanda penduduk setempat mengingat tanah asal nenek moyang mereka. Penyebab Merantau Konflik antara kerajaan Bugis dan Makassar serta konflik sesama kerajaan Bugis pada abad ke-16, 17, 18 dan 19, menyebabkan tidak tenangnya daerah Sulawesi Selatan. Hal ini menyebabkan banyaknya orang Bugis bermigrasi terutama di daerah pesisir. Selain itu budaya merantau juga didorong oleh keinginan akan kemerdekaan. Kebahagiaan dalam tradisi Bugis hanya dapat diraih melalui kemerdekaan. Bugis di Kalimantan Selatan Pada abad ke-17 datanglah seorang pemimpin suku Bugis menghadap raja Banjar yang berkedudukan di Kayu Tangi Martapura untuk diijinkan mendirikan pemukiman di Pagatan, Tanah Bumbu. Raja Banjar memberikan gelar Kapitan Laut Pulo kepadanya yang kemudian menjadi raja Pagatan. Kini sebagian besar suku Bugis tinggal di daerah pesisir timur Kalimantan Selatan yaitu Tanah Bumbu dan Kota Baru. Bugis di Sumatera dan Semenanjung Malaysia Setelah dikuasainya kerajaan Gowa oleh VOC pada pertengahan abad ke-17, banyak perantau Melayu dan Minangkabau yang menduduki jabatan di kerajaan Gowa bersama orang Bugis lainnya, ikut serta meninggalkan Sulawesi menuju kerajaan-kerajaan di tanah Melayu. Disini mereka turut terlibat dalam perebutan politik kerajaan-kerajaan Melayu. Hingga saat ini banyak raja-raja di Johor yang merupakan keturunan Bugis. Demikianlah tentang kisah awal mula suku bugis sulawesi selatan atau tentang asal usul suku bugis di sulawesi selatan semoga bermanfaat untuk menambah wawasan tentag sejarah dan budaya di Indonesia. Pustaka

Jakarta Desember 1989 Lukman Ali v f PRAKATA Naskah Sastra Usan Prosa Bugis ini adalah sebagai sumber bacaan bagi masyarakat yang sedang berkembang. Di samping itu, karya sastra ini dapat membantu meningkatkan pengetahuan, memperluas pandangan, serta mem- pertinggi budi pekerti dan kebudayaan.

Cerita rakyat Sulawesi Selatan dari Kabupaten Wajo - La Kuttu-kuttu Paddaga. Beberapa waktu yang lalu cerita rakyat sulawesi selatan putri tandampalik dan cerita rakyat nenek pakande telah dipublikasikan blog fiksiDan untuk kali ini dongeng rakyat atau cerita rakyat adalah cerita rakyat wajo yang sudah turun temurun di masyarakat Kabupaten Wajo Sulawesi rakyat Bugis Wajo ini berkisah tentang seorang anak muda bernama La Kuttu pemuda yang gagah dan tampan, Dan untuk lebih jelasnya cerita rakyat sulawesi selatan singkat tentang kisah La Kuttu dalam leganda cerita rakyat Wajo disimak saja kisahnya berikut Rakyat Bugis Wajo - La Kuttu-kuttu PaddagaDikisahkan dalam cerita rakyat Wajo, La Kuttu-kuttu Paddaga adalah nama seorang pemuda yang gagah dan tampan. Ia adalah seorang yang sangat ahli bermain sepak raga, sebab pekerjaannya setiap hari tiada lain hanyalah bermain sepak raga bersama suatu hari ia diajak oleh teman-temannya bertandang ke desa tetangga untuk bermain sepak raga melawan para pemuda di sana. Dan, secara kebetulan lapangan yang digunakan untuk bermain berada di dekat rumah seorang gadis Juga Cerita rakyat bugis boneSetelah beberapa lama bermain, La Kuttu-kuttu Paddaga merasa haus. Oleh karena rumah yang terdekat dari lapangan bermain adalah rumah sang gadis penenun, maka ia segera menuju ke sana dengan maksud hendak meminta air naik ke rumah dan bertemu dengan sang gadis yang sedang menenun di serambi, La Kuttu-kuttu Paddaga lalu berkata, “Bolehkah saya meminta air barang seteguk?”Si gadis yang waktu itu kebetulan sedang sendiri, segera menjawab, “Maaf, langsung ambil sendiri saja di dapur. Saya belum boleh keluar dari alat tenun ini, sebab benangnya baru saja dikanji.”Setelah mendapat izin dari sang gadis, La Kuttu-kuttu Paddaga segera ke dapur untuk minum. Waktu kembali dari dapur dan melewati sang gadis, ia secara basa-basi bertanya, “Sarung siapa yang engkau tenun?”“Ya, sarung kita,” jawab gadis penenun singkat.“Ow. Ya sudah, terima kasih sudah memberi saya minum,” kata La Kuttu-kuttu Paddaga berpamintan untuk melanjutkan bermain sepak raga berlalu dari rumah itu sebenarnya ia selalu mengingat kata-kata terakhir sang gadis yang menyatakan bahwa sarung itu adalah “sarung kita”. Dalam pikirannya, apabila sarung itu adalah “sarung kita”, maka sarung itu adalah sarung milik mereka dari situlah timbul niatnya untuk mengawini sang gadis. Namun, ia tidak mempunyai uang untuk melamarnya, sebab ia tidak bekerja alias waktu kemudian, sebelum La Kuttu-kuttu Paddaga sempat mencari uang untuk meminang, tiba-tiba ada seorang pemuda kaya yang telah memiliki pekerjaan datang meminang pada orang tua si pinangan dari seorang pemuda kaya, tentu saja orang tua gadis itu menerimanya dengan senang hati. Sementara si gadis yang akan dikawini sebenarnya merasa tidak suka melihat pemuda itu, sebab ia tidak gagah dan buruk rupa. Namun, karena orang tuanya memaksa, maka ia pun akhirnya mau cerita, perkawinan antara si pemuda kaya dengan si gadis penenun pun dilaksanakan. Setelah kawin, karena adat istiadat waktu itu melarang pengantin baru berhubungan intim sebelum empat puluh hari perkawinan, maka mereka tidak boleh tidur sekamar hingga waktu yang ditentukan hari sebelum masa pantang itu berakhir, si perempuan menyuruh adik laki-lakinya untuk menyembelih seekor ayam. Setelah ayam disembelih, ia meminta bagian tembolok ayam tersebut untuk dibawa ke kamarnya. Tembolok itu kemudian digembungkan lalu dikeringkan dan disimpan di bawah tempat adat pantangan berhubungan intim telah berakhir, pada malam hari sang suami mulai masuk ke dalam kamarnya. Saat sang suami mematikan lampu dan ingin melampiaskan nafsunya, cepat-cepat si gadis mengambil tembolok kering dari bawah tempat itu kemudian diapitkan di pahanya, sehingga secara samar-samar terlihat seperti alat kelaminnya. Terkecoh melihat “alat kelamin” isterinya yang menjijikkan dan berbau sangat busuk, sang suami menjadi kaget setengah mati. Nʌfsu birʌhinya menjadi hilang seketika dan tengah malam itu juga ia pulang lagi ke rumah orang di rumah, orang tuanya yang tengah tidur menjadi terkejut. Dan, dengan mata yang masih setengah terbuka, ayahnya bertanya, “Mengapa engkau pulang, nak?”“Wah, rugi saya kawin, ayah.” Jawab si pemuda.“Kenapa? Ada apa dengan isterimu?” Tanya ayahnya.“Maksud saya kawin adalah untuk memperoleh keturunan. Namun, yang saya peristeri hanyalah seorang perempuan yang telah keluar poros.” Jawab jawaban itu, ayahnya segera berkata, “Ya, lebih baik kau ceraikan saja isterimu itu!”“Baiklah. Tetapi saya sudah malu untuk kembali ke sana lagi. Bagaimana kalau ayah saja yang menceraikannya untukku?” tanya si anak.“Ya, baiklah kalau begitu. Besok pagi aku akan ke sana.” Jawab harinya, pagi-pagi sekali ayah si pemuda sudah berangkat ke rumah besannya. Setelah sampai dan bertemu besannya, tanpa berbasa-basi lagi ia langsung mengutarakan si perempuan yang sebenarnya sama sekali tidak mengerti duduk persoalannya, namun ia juga tidak ingin berbasa-basi, segera saja menyetujui permintaan talak dari besannya. Dan, saat itu juga terjadi perceraian antara si pemuda kaya dengan si perempuan walau telah menjadi janda, perempuan penenun itu tetap seorang gadis karena belum pernah sekalipun ditiduri oleh mantan mantan besannya pergi, ayah si perempuan segera memanggil dan memarahinya, “Kau apakan suamimu tadi malam sehingga mertuamu begitu panas hati?”“Mana saya tahu, ayah. Andaikata ada perkataan saya yang menyakiti hatinya, tentu ayah juga akan mendengarnya sebab kita tinggal serumah. Mungkin memang beginilah nasib apabila seorang isteri sudah tidak disukai lagi oleh suaminya.” Jawab perempuan waktu kemudian, La Kuttu-kuttu Paddaga mendengar kabar bahwa perempuan idamannya itu telah bercerai. Untuk memastikan kebenarannya, ia pun segera bertandang ke rumah si di sana, ia segera mendatangi si perempuan yang waktu itu sedang menenun seorang diri. Setelah saling berhadapan, ia langsung menanyakan perihal perceraian yang dialami si perempuan beberapa waktu yang itu dijawab sejujurnya oleh si perempuan dan akhirnya terjadilah percakapan yang cukup lama diantara mereka. Dalam percakapan itu, si perempuan menjelaskan hal-ihkwal perkawinannya dengan si pemuda kaya dari awal hingga mendapat penjelasan yang sangat lengkap dari perempuan itu, akhirnya La Kuttu-kuttu Paddaga menyatakan ingin mengawininya. Si perempuan pun setuju, namun ia baru bersedia kawin setelah masa idahnya habis, sekitar 3 bulan selama masa idah itu La Kuttu-kuttu Paddaga diharapkan oleh sang perempuan untuk mencari uang guna membeli mas kawin. Namun, karena ia sudah berstatus janda, maka jumlah mahar atau mas kawin yang harus disediakan tidak perlu sebanyak apabila ia masih karena jumlahnya tidak seberapa, dalam waktu singkat La Kuttu-kuttu Paddaga sudah berhasil mendapatkan uang untuk membeli mas kawin. Setelah masa idah si perempuan habis, La Kuttu-kuttu Paddaga datang pada orang tuanya dengan maksud untuk meminang karena anaknya sudah menjadi janda, orang tuanya pun segera menerima pinangan La Kuttu-kuttu Paddaga tanpa meminta syarat yang cerita, mereka pun kemudian menikah dan hidup bahagia. La Kuttu-kuttu Paddaga merasa bahagia karena telah berhasil mempersunting perempuan pujaannya, walau sudah menjadi si perempuan juga merasa bahagia karena idamannya untuk memperoleh seorang pemuda yang gagah dan tampan telah terwujud, walaupun ia harus kawin dulu dengan seorang pemuda yang buruk Moral dalam Cerita rakyat Bugis Wajo Sulawesi SelatanJangan melihat sesuatu hanya dari luarnya saja, meskipun luarnya nampak tidak bagus tapi tidak ada kemungkinan itu hanya tipuan belaka. Seperti si gadis penenun yang berhasil mengelabui mantan suaminya tersebut pada malam La Kuttu-kuttu Paddaga, Kita harus mengusahakan apa yang kita inginkan. Jangan pernah menyerah karena berpikir sudah tidak ada kesempatan. Banyak hal yang mungkin terjadi. Karena saat satu jalan tertutup maka jalan yang lain akan bisa saja yang kita dapatkan tidak seperti apa yang kita inginkan, tapi Tuhan pasti memberikan sesuai dengan yang kita juga bisa belajar dari perjuangan Lakuttu-kuttu Paddaga, yang dulunya adalah seorang pria pengangguran tapi dengan kesetiaannya menunggu dan kerja kerasnya untuk mendapatkan gadis yang dia cintai maka, dia mendapat apa yang di jangan putus asa atas apa yang menimpa kita, kalau memang jodoh pasti tidak kemana. Seperti cerita cinta la kuttu-kuttu paddaga dan si gadis penenun. Walaupn awalnya banyak rintangan tapi, kalau memang dia jodoh kita pasti akan kembali cerita rakyat Sulawesi Selatan dari kabupaten wajo La kuttu kuttu paddaga, baca juga cerita rakayat indanesia atau cerita rakyat nusantara lainnya di halaman lainnya blog tentang sejarah dan budaya indonesia. CeritaPendek untuk Anak : Tungku Besi dipopulerkan Brothers Grimm. 20 Mei 2021 dongeng cerita rakyat. Kembali pada malam hari ini kami memposting salah satu cerita pendek untuk anak karya Brothers Grimm. Kisah dengan judul asli. .
  • kfghkx36ac.pages.dev/62
  • kfghkx36ac.pages.dev/386
  • kfghkx36ac.pages.dev/126
  • kfghkx36ac.pages.dev/170
  • kfghkx36ac.pages.dev/52
  • kfghkx36ac.pages.dev/443
  • kfghkx36ac.pages.dev/319
  • kfghkx36ac.pages.dev/462
  • cerita rakyat bugis singkat